Retreat dianggap sebagai upaya untuk menyendiri di tempat-tempat yang rileks dan menenangkan hati dalam periode atau waktu tertentu. Tidak heran kegiatan retreat dilakukan secara bersamaan dengan kelompok atau organisasi untuk mencari ketenangan batin (Sumber).Â
Jangan kaget lokasi wisata retret akan jauh dari pusat kota dan banyak ditemukan di daerah tenang, pedalaman atau bahkan area yang susah terjangkau. Ubud menjadi salah satu lokasi favorit bagi wisatawan untuk mencari ketenangan di Bali.Â
Teman saya cerita kerap mendampingi teman-temannya yang juga wisatawan asing untuk wisata retreat di Bali. Ada hal unik mengapa wisata ini begitu digemari oleh wisatawan asing yang tengah di Bali.Â
Teman saya cerita, masyarakat di negara maju justru rentan mengalami permasalahan batin atau gangguan mental dalam hidupnya. Ada yang stres karena urusan pekerjaan, rumah tangga, hubungan asmara, bisnis dan lainnya.Â
Pernah ia mendampingi seseorang yang depresi karena baru putus dengan kekasihnya. Meski sudah putus sekian bulan, ia seakan susah melupakan si mantan. Bahkan makin stres ketika tahu si mantan sudah memiliki pujaan hati lain setelah putus.Â
Sudah berkonsultasi ke psikolog namun baginya tidak banyak membawa perubahan. Akhirnya ia memilih ke Bali untuk mencari kegiatan retreat memulihkan kesehatan mentalnya.Â
Saya diberi tahu ada banyak kegiatan yang ditawarkan dalam wisata ini seperti latihan yoga, bersemedi, mendengarkan musik yang menenangkan bahkan hidup kembali ke jaman sebelum mengenal teknologi.Â
Tidur pun hanya ditemani penerangan seadanya tanpa ada lampu listrik. Karena lokasi retreat banyak di daerah pedalaman, sawah atau pantai maka ketika malam mendengar suara jangkrik, kodok atau tokek justru menjadi sesuatu bagian menenangkan pikiran.Â
Biasanya para pencari wisata retreat di Bali akan menemukan ketenangan diri setelah mengikuti program yang disediakan. Bisnis ini pun kian menjamur terbukti dari banyaknya retreat yang buka di Bali.Â
2. Mencari Ketenangan Melalui Melukat