Ada stigma menyebutkan kondisi fisik wanita tidak sekuat pria. Kadang ini mempengaruhi cara berkendara kendaraan di jalan.Â
Hal yang kerap terjadi ketika wanita mengendarai kendaraan dan tidak sengaja melewati area berlubang. Reflek tubuh bergoyang dan membuat tidak stabil dalam mengendarai kendaraan khususnya roda dua.Â
Melewati jalan licin atau berpasir, kerap terjatuh karena tidak siap menghadapi goncangan atau jalan yang tidak mulus.Â
Hal yang bikin geleng-geleng kepala banyak kalangan wanita mengendarai motor dengan CC besar. Padahal kendaraan khususnya roda dua dengan CC besar biasanya lebih berat dan besar dari tampilan.Â
Saya saja jika menuntun motor besar masuk ke garasi kadang goyang. Artinya butuh fisik prima agar bisa mengendarai atau membawa motor ukuran besar.Â
Resiko besar ketika ketidakstabilan ini berlanjut hingga di jalan besar. Jangan sampai di klakson, kaget dan kemudian ambruk jatuh karena tidak kuat menahan motor.Â
3. Kurang Memahami Marka dan Fungsi Kendaraan
Ini adalah yang bikin saya kesal. Saya selalu menghindari berada di belakang ibu-ibu saat berkendara.Â
Benar kata orang, pengendara dari kalangan ibu-ibu kadang suka-suka sendiri. Sein ke kiri belok ke kanan, sein ke kanan belok ke kiri. Lebih ngeri lagi sein tiba-tiba atau bahkan tidak menghidupkan lampu sein saat belok.Â
Melawan arah pun kerap saya temukan. Biasanya di lokasi padat seperti pasar, jalan satu arah, pemukiman dan sebagainya. Ingin menegur kadang hati ciut juga karena si ibu justru lebih galak ketika ditegur karena melanggar marka.Â
Sudah tahu jalan satu arah eh ini malah mengendarai dari arah berlawanan. Tidak kaget ketika ada kecelakaan di ruas ini pasti ada yang melanggar. Kian mengelus dada jika disebabkan oleh pengemudi yang semau sendiri.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!