Ketika kita memahami teori dari buku utama maka kita jadi paham teori secara lebih jelas. Bisa jadi teori yang kita pelajari adalah turunan dari grand theory (teori besar/utama).Â
Kelebihan lainnya ini akan memperkuat argumen kita di depan dosen pembimbing/penguji jika ingin mempertanyakan teori karena kita sudah membaca dari buku utama secara langsung.Â
# Buat Timeline Skripsi
Ini yang saya lakukan saat pengerjaan skripsi kedua. Saya buat timeline terkait pengerjaan skripsi. Selain buat timeline, saya mendisiplinkan diri terhadap timeline yang dibuat. Percuma buat timeline jika hanya sekedar wacana dan harapan semu.Â
Sedikit kisi-kisi timeline yang bisa jadi patokan.Â
- Minggu 1&2 = Cari jurnal yang sejalan dengan konsentrasi keilmuan atau topik yang ingin diangkat dan review secara sederhana. Buat outline skripsiÂ
- Minggu 3&4 = Buat Bab 1-3
- Minggu 5-7 = Konsultasi rutin Bab1-3
- Minggu 8 = Pematangan draft Bab 1-3, jika bisa ajukan sidang Seminar Proposal
- Minggu 9 = Uji Seminar Proposal
- Minggu 10 = Revisi Seminar Proposal
- Minggu 11-18 = Penelitian dan bertahap pengerjaan Bab 4
- Minggu 19-22 = Pengerjaan Bab 4 dan 5
- Minggu 23-24 = Konsultasi pematangan Bab 4-5
- Minggu 25 = Pengajuan Sidang Akhir
Mungkin ada yang bilang, ah ini cuma timeline fiksi. Tapi sejatinya inilah yang saya terapkan dan berhasil.Â
Tidak hanya itu banyak mahasiswa S1 yang bisa lulus 3,5 tahun artinya dirinya bisa menyelesaikan skripsi di semester ke-7. Jadi dengan konsisten dan disiplin diri maka timeline ini sangat bisa terwujud.Â
# Bangun Relasi dengan Dosen Pembimbing
Bagi saya ini adalah hal yang kerap terabaikan oleh mahasiswa semester akhir. Belajar dari pengalaman saya, jangan menyepelekan hal ini jika ingin lulus cepat.Â
Ada fakultas yang mungkin kita bisa mengajukan dosen pembimbing. Ini juga diterapkan di jurusan saja. Alhasil saya mencoba ajukan dosen yang sejalan dengan topik penelitian dan pastinya saya bisa bangun kedekatan yang baik.Â