Baru-baru ini saya terkejut dengan pemberitaan pembobolan rekening nasabah di BCA. Tidak tanggung-tanggung total kerugian mencapai 345 juta yang dialami Muin Zachry selaku pemilik rekening.Â
Hal yang lebih mengejutkan lagi, oknum pelaku pembobolan ternyata dilakukan oleh tukang becak dengan atas perintah Mohammad Thoha yang notabane-nya teman si korban.Â
Jika selama ini pembobolan dilakukan sembunyi-sembunyi atau menggunakan teknologi canggih, kasus ini tergolong unik di mana oknum menyamar sebagai pemilik dengan melakukan transaksi penarikan langsung melalui Teller Bank.Â
Oknum pun memiliki identitas korban seperti buku tabungan, KTP, dan mampu membuat tandatangan untuk proses penarikan via Teller (Berita selengkapnya di sini).Â
Saya seakan mengingat kejadian yang menimpa teman kerja. Ia tiba-tiba panik ketika ATMnya terblokir. Sebagai syarat pengaktifan kartu ATM, ia pun melaporkan ke CS Bank dengan membawa ATM dan Buku Tabungan.Â
Kepanikan muncul ketika ada 2 transaksi penarikan yang tidak dikenal dengan total 5 juta. Bahkan transaksi ini dilakukan dengan digital di kota berbeda dengan teman saya.Â
Selidik punya selidik, teman saya menjadi korban scamming. Bersyukur dengan prosedur yang diinfokan pihak bank, uang yang hilang bisa diganti oleh bank.Â
Dua kasus ini mengajarkan bahwa keamanan bank yang dianggap canggih, terdapat SOP dan digadang-gadang aman pun masih bisa kecolongan. Salah satu hal yang bisa menciptakan hal ini adalah terkait keamanan data personal.Â
Saya justru tertarik berbagi info bagaimana menjaga keamanan data personal agar tidak menjadi korban pembobolan rekening pribadi. Apa saja itu?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!