Disisi lain aturan pun mulai diperlonggar di mana sudah ada penerbangan internasional langsung ke Bali, penggunaan masker mulai diperlonggar, transportasi umum diperbanyak dan kemudahan dalam menjalankan usaha yang mendukung pariwisata.Â
Pekerjaan Rumah atau Harapan ke Depan
Sebagai masyarakat Bali di mana aktivitas juga masih berkaitan dengan stakeholder di bidang pariwisata. Sejatinya masih ada PR yang perlu diperhatikan bersama.Â
Masalah kemacetan di beberapa titik seperti Ubud, Canggu, Seminyak, Kuta, dan Kota Denpasar. Mulai membaiknya kondisi pariwisata di Bali membuat aktivitas perlahan berjalan normal. Ironisnya ini berdampak pada aktivitas kendaraan di jalan.Â
Teman saya yang Desember lalu berwisata ke Bali mengeluh stres karena parahnya kemacetan di daerah Canggu. Baginya ini membuat kurang nyaman dan merusak mood saat berwisata.Â
Saya akui jangankan wisatawan, masyarakat lokal pun memilih menghindari area Canggu, Ubud atau Kuta di akhir pekan. Kondisi ini kerap terjadi kemacetan panjang.Â
Permasalahan lain adalah kebisingan dan dampak sosial. Di Canggu kini dianggap sebagai daerah yang tengah naik daun. Banyak berdirinya beach club, bar, atau sarana hiburan membuat lokasi ini padat aktivitas yang bising.Â
Jika ada event tertentu, lokasi seperti beach club bisa mengadakan acara musik hingga tengah malam. Wajar sempat ada postingan viral tentang ketidaknyamanan warga sekitar Canggu karena suara musik di jam istirahat.Â
Selain itu banyak aktivitas yang menganggu kenyamanan dan keamanan sejak pariwisata mulai normal. Saya kerap melihat orang mabuk-mabukan dan membuat onar di jalan. Ada juga yang membawa kendaraan ugal-ugalan bahkan dengan kondisi mabuk.Â
Ini adalah PR yang harus dipikirkan bersama agar di satu sisi tidak memengaruhi pengembangan pariwisata di Bali dan disisi lain tetap menjaga tata krama dan norma di masyarakat.Â