# Terjadinya High Acceptance
Saya pernah membaca kisah dimana ada seseorang berkeluh kesah di sosial media tentang kemalangan yang ia alami. Ada anggota keluarga yang mengalami sakit keras dan butuh dana besar untuk berobat.Â
Keluh kesahnya viral dan akhirnya banyak masyarakat iba dan menawarkan bantuan salah satunya donasi. Uang terkumpul dengan cepat dan justru melebihi anggaran yang dibutuhkan. Artinya terjadi tingkat penerimaan besar (high acceptance).Â
Contoh dana yang dibutuhkan sebenarnya hanya 100 juta namun justru si keluarga korban menerima bantuan bisa mencapai 300 juta. Sayangnya donasi ini disalahgunakan.Â
Info yang saya baca, kelebihan dana ini justru digunakan untuk membeli barang mewah dibandingkan disimpan untuk biaya perawatan si pasien. Kasus seperti inilah yang membuat masyarakat latah karena merasa mudah mendapatkan uang besar dalam waktu cepat.Â
Kasus Cak Budi yang sempat viral dimana berhasil mengumpulkan dana dari masyarakat mencapai 1,2 miliar rupiah untuk aksi kemanusian. Sayangnya masyarakat justru menyoroti penggalangan dana ini justru disalahgunakan.Â
Ada dugaan dana terkumpul justru digunakan untuk membeli Fortuner, Iphone dan barang mewah lain yang notabane-nya lebih banyak digunakan pribadi dibandingkan untuk kepentingan orang banyak (Kisah detail klik disini).Â
# Mulai Tertanam Jiwa Kikir
Jika bisa menggunakan orang lain kenapa harus pakai uang sendiri
Cara berpikir seperti ini mengindikasikan sifat seseorang yang ingin mencari untung, pelit, dan berpikir sempit. Kemajuan teknologi memudahkan seseorang untuk mengutamakan bantuan orang lain dibandingkan berusaha mandiri terlebih dahulu.Â
Kasus seperti yang saya ceritakan di awal dimana ada oknum yang lebih suka mengandalkan bantuan dibandingkan bersusah payah menjual aset atau mencoba mencari pinjaman untuk mengatasi kesulitan.Â