Contoh saat Piala Dunia 2022 kemarin dimana beberapa team favorit seperti Brasil, Portugal atau Inggris kalah. Begitu banyak komentar negatif dan menjatuhkan muncul di berbagai sosial media.Â
Mirisnya komentar ini muncul dari orang yang selama hidupnya mungkin belum pernah bertanding sepak bola atau negaranya bahkan tidak lolos sebagai negara peserta.Â
Tandanya menertawakan kegagalan orang lain lebih mudah dibandingkan menertawakan kegagalan diri sendiri. Mental seperti inikah yang mau dipertahankan? Kalau tidak, kini saatnya kita mengevaluasi diri sendiri.Â
2. Merusak Mental Si Atlet
Kalah itu menyakitkan tidak hanya bagi penggemar namun juga bagi si atlet. Saya saja pernah merasakan kekalahan dalam sebuah pertandingan merasakan kekecewaan dalam jangka waktu lama.Â
Kecewa karena tidak bisa menciptakan prestasi, kecewa karena latihan dan tenaga terasa sia-sia ataupun sedih melihat orang yang mendukung kita merasakan kekecewaan yang sama.Â
Mental si atlet bisa hancur ketika mengalami kekalahan. Janganlah kondisi ini diperparah oleh komentar negatif yang semakin memperburuk mental si atlet.Â
Kasus seorang atlet di Malaysia bisa jadi pembelajaran. Atlet muda yang berusia 19 tahun ditemukan tewas bunuh diri. Diduga motif bunuh diri karena dirinya depresi karena mengalami kekalahan dalam pertandingan (Sumber Berita Klik Disini).Â
Kasus seperti ini banyak yang terjadi namun hanya sedikit yang ter-blow up media. Ironis ketika si atlet tengah terpuruk dan mungkin kecewa pada diri sendiri justru ada pihak yang sengaja semakin menjatuhkan dirinya.Â
Ingatlah tidak semua orang memiliki mental kuat. Bisa jadi ketika si atlet mengalami depresi, dirinya kerap melakukan hal-hal yang diluar batas atau membahayakan diri sendiri atau orang sekitarnya.Â
Jangan sampai kita justru jadi pihak yang menyebabkan si atlet melakukan tindakan diluar dugaan. Penyesalan kerap terjadi di belakang sehingga lebih baik jangan menambah beban bagi si atlet.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!