"Pak sepi banget ya mall nya? " Saya sempat bertanya kepada salah satu penjual aksesoris gadget di salah satu pusat perbelanjaan.Â
Jawaban miris pun saya terima, "bulan ini kami terakhir buka, mas. Udah gak sanggup karena pembeli kian sepi"
Bayangkan pusat perbelanjaan teknologi yang menjual gadget, komputer dan peralatan kantor yang berlantai 3 nyatanya hanya tersisa beberapa tenant yang masih buka. Lantai 2 dan 3 sudah kosong.Â
Dulu pusat perbelanjaan ini tergolong ramai bagi masyarakat yang butuh gadget, aksesoris, komputer, laptop, printer dan sejenisnya.
Setelah sedikit mengobrol dengan pemilik tenant. Ada beberapa alasan kenapa masih ada Mall atau pusat perbelanjaan sepi paska Pandemi.Â
1. Mall Lama Kalah Bersaing
Masyarakat khususnya di kota besar memiliki pertimbangan tersendiri saat akan mengunjungi suatu mall. Biasanya mall dengan desain menarik, tenant komplit serta branding unik akan mudah menarik hati konsumen.
Belajar pada kondisi pusat perbelanjaan di Jakarta. Meski jumlahnya sangat besar namun mall populer masih bisa dihitung jari. Sebut saja Kota Kasablanka, Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Mall Taman Anggrek, Gandaria City, Central Park, atau Summarecon.Â
Mall kecil atau yang jadul harus gigit jari karena pelanggan beralih ke mall di atas. Uniknya jika ada mall atau pusat perbelanjaan baru dibuka akan ramai dikunjungi oleh pengunjung. Namun ketika muncul Mall tandingan yang lebih baru, masyarakatakan bergeser ke mall baru terkecuali mall lama masih ada daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki mall tandingan.Â
2. Kehilangan Tenant Potensial
Tidak dipungkiri ada mall yang justru dikunjungi karena ada tenant potensial seperti tenant supermarket, bioskop atau makanan cepat saji.Â