Kelebihan di Bali, masyarakat berusaha open minded ketika ada orang yang berusaha berbicara dengan bahasa asing. Berbeda dengan daerah lain, ketika kita belajar bahasa asing justru mendapatkan respon yang mematahkan semangat dan niat belajar.Â
- "Sok-sokan bahasa inggris lu."
- "Yaelah masih makan tempe juga udah belagu ngomong pakai bahasa Inggris."
- "Bahasa inggrismu payah, banyak grammar yang salah."
Di Bali, semua orang punya kesempatan sama untuk belajar. Bahkan uniknya ketika ada penjual yang mungkin masih bingung mencari kosakata yang tepat. Teman sesama penjual justru membantu atau menginformasikan kosakata yang tepat.Â
Tidak hanya gesture penjual pun membantu memberikan pemahaman lebih seandainya terjadi kendala dalam komunikasi. Misalkan menggunakan jari ketika menyampaikan jumlah atau harga.Â
Teman saya yang lulusan bahasa inggris pun mengakui banyak teman kuliahnya yang sengaja datang ke Bali untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing. Ini karena gaya komunikasi selalu dinamis.Â
Banyak kosakata baru yang justru kita temukan ketika berbicara langsung dengan native speaker seperti wisatawan asing daripada yang diajarkan di materi pelajaran atau kuliah.Â
Perlunya Peran Berbagai Pihak untuk Memperkuat Kemampuan Bahasa Asing bagi Pelaku Pariwisata di Bali
Mengingat komunikasi sangat penting ketika kita bekerja di sektor pariwisata maka dalam hati saya berharap ada dukungan dari lembaga pemerintah, swasta atau siapapun yang berkenan membantu meningkatkan kemampuan bahasa.Â
Di Bali sangat banyak ada sekolah bahasa, mahasiswa dari jurusan bahasa asing ataupun masyarakat dengan kemampuan bahasa asing baik yang bisa memberikan kontribusi memberikan pelatihan bahasa kepada pelaku usaha di sektor pariwisata.Â
Setidaknya kesalahan kosakata atau membuat pelaku usaha kian percaya diri jika berkomunikasi dengan wisatawan asing. Harapannya tidak lagi yang mengatakan "buy me, sir. Buy me, sir" untuk menawarkan barang dagangan kepada pengunjung.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--