Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tumpek Landep, Hari Istimewa untuk Kendaraan di Bali

6 November 2022   19:51 Diperbarui: 8 November 2022   11:28 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upacara Tumpek Landep Di Bali | Sumber Kumparan

Tidak beberapa lama, seorang pria dengan pakaian adat bali serba putih datang ke kantor. Beliau ditemani istrinya yang menggunakan kebaya putih. Dari pakaiannya sudah ditebak jika beliau adalah pemangku yang disebutkan. 

Rekan kerja yang beragama Hindu sudah mengganti pakaian adat bali. Ada yang sibuk memberikan hiasan gantungan di mobil dan motor, ada yang membawakan canang, ayam betutu, buah-buahan dan menghiasi merajan (pura kecil) di kantor. 

Seorang Pemangku Yang Memimpin Upacara Keagamaan | Sumber Bale Bengong
Seorang Pemangku Yang Memimpin Upacara Keagamaan | Sumber Bale Bengong

Pemangku mulai sibuk menata banten (alat upacara) dan canang. Tepat jam 1 siang acara sembahyang dimulai. Saya dan senior yang non Hindu hanya bisa melihat dari kejauhan. 

Suara genta terdengar tanda pemangku sudah memimpin upacara. Saya dan senior bertugas menyiapkan menu makan siang untuk teman-teman kantor selepas upacara. Kebetulan Sabtu kemarin ada kegiatan syukuran kecil-kecilan karena omzet perusahaan mengalami kenaikan. 

Ada rasa penasaran, beberapa kali saya melihat cara masyarakat Bali melakukan upacara terhadap kendaraan. Saya melihat armada diberikan air tirta sebagai air suci seakan tanda telah disucikan. 

Apa penilaian saya terhadap upacara Tumpek Landep? 

Setiap agama punya tradisi keagamaan tersendiri. Saya melihat tradisi ini luar biasa karena menunjukan bahwa masyarakat Hindu khususnya di Bali memberikan perhatian khusus kepada hasil karya dan teknologi yang membantu pekerjaan manusia. 

Cara pandang sederhana, Tuhan memberikan manusia kepintaran. Manusia memanfaatkan kepintaran tersebut dengan menciptakan barang, teknologi dan alat yang berguna. Tentu saja manusia perlu mengucapkan rasa syukur tersebut kepada Tuhan dengan tidak hanya menghanturkan sembahyang namun juga menyucikan alat-alat tersebut. 

Masyarakat Hindu di Bali percaya akan keberadaan Sekala (yang tampak) dan Niskala (yang tidak tampak) di mana kedua unsur ini menghiasi bumi dan hidup berdampingan. Kadang ada saja aktivitas manusia yang justru membuat hubungan antara sekala dan niskala menjadi tidak seimbang. 

Contoh sederhana, bisa saja kendaraan yang kita gunakan sempat menabrak hewan hingga mati, atau saat berkendara kita jadi merasa tinggi hati atau bahkan ada yang berbuat mesum di dalam kendaraan. Tidak hanya itu bisa juga suara kendaraan yang keras justru membuat sesuatu yang tidak nyata menjadi terganggu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun