Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tumpek Landep, Hari Istimewa untuk Kendaraan di Bali

6 November 2022   19:51 Diperbarui: 8 November 2022   11:28 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Umat hindu memercikan tirta ke sejumlah kendaraan dalam ritual Tumpek Landep| Dok TRIBUN BALI/RIZAL FANANY

Sabtu, 05 November 2022 kemarin beberapa rekan kantor melakukan rutinitas yang cukup berbeda. Beberapa staf pria mulai sibuk membersihkan armada kantor mulai mencuci dan menjejerkan kendaraan di halaman depan kantor. Staf wanita sibuk mempersiapkan sarana upacara dan konsumsi. 

Ternyata Sabtu kemarin, masyarakat Hindu di Bali tengah memperingati Tumpek Landep. Tumpek Landep dirayakan setiap 6 bulan atau 210 hari sekali berdasarkan sistem penanggalan masyarakat Bali. 

Hari tersebut jatuh Saniscara Kliwon (Sabtu Kliwon) wuku landep. Artinya dalam setahun, masyarakat Bali akan memperingati 2x Tumpek Landep. 

Secara makna, Tumpek memiliki arti turun sedangkan Landep berarti tajam. Secara tidak langsung Tumpek Landep dianggap sebagai upaya menyucikan benda-benda tajam dan berujung lancip yang terbuat dari logam.

Namun seiring perkembangan zaman, benda yang disucikan mengalami perluas menjadi segala peralatan atau benda-benda yang dihasilkan dari tangan manusia dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebut saja motor, mobil, sepeda, traktor, komputer, mesin jahit, dan sebagainya. 

Bagi saya sendiri, meski Non Hindu namun tradisi ini bukan hal baru mengingat keluarga ibu yang mayoritas Hindu selalu melakukan upacara khusus bagi kendaraan setiap Tumpek Landep. 

Upacara Tumpek Landep Di Bali | Sumber Kumparan
Upacara Tumpek Landep Di Bali | Sumber Kumparan

Berbeda dengan senior saya yang pendatang di Bali. Upacara ini menjadi hal baru dan menunjukan bahwa masyarakat Bali kental akan budaya dan menjaga nilai agama dengan kuat. 

"Pak wayan, nanti siapa yang sembahyangin mobil-mobil di kantor?" Saya bertanya kepada seorang leader di kantor. 

"Ada pemangku pak (pemimpin agama), biasanya kita undang pemangku untuk Tumpek Landep."

Tidak beberapa lama, seorang pria dengan pakaian adat bali serba putih datang ke kantor. Beliau ditemani istrinya yang menggunakan kebaya putih. Dari pakaiannya sudah ditebak jika beliau adalah pemangku yang disebutkan. 

Rekan kerja yang beragama Hindu sudah mengganti pakaian adat bali. Ada yang sibuk memberikan hiasan gantungan di mobil dan motor, ada yang membawakan canang, ayam betutu, buah-buahan dan menghiasi merajan (pura kecil) di kantor. 

Seorang Pemangku Yang Memimpin Upacara Keagamaan | Sumber Bale Bengong
Seorang Pemangku Yang Memimpin Upacara Keagamaan | Sumber Bale Bengong

Pemangku mulai sibuk menata banten (alat upacara) dan canang. Tepat jam 1 siang acara sembahyang dimulai. Saya dan senior yang non Hindu hanya bisa melihat dari kejauhan. 

Suara genta terdengar tanda pemangku sudah memimpin upacara. Saya dan senior bertugas menyiapkan menu makan siang untuk teman-teman kantor selepas upacara. Kebetulan Sabtu kemarin ada kegiatan syukuran kecil-kecilan karena omzet perusahaan mengalami kenaikan. 

Ada rasa penasaran, beberapa kali saya melihat cara masyarakat Bali melakukan upacara terhadap kendaraan. Saya melihat armada diberikan air tirta sebagai air suci seakan tanda telah disucikan. 

Apa penilaian saya terhadap upacara Tumpek Landep? 

Setiap agama punya tradisi keagamaan tersendiri. Saya melihat tradisi ini luar biasa karena menunjukan bahwa masyarakat Hindu khususnya di Bali memberikan perhatian khusus kepada hasil karya dan teknologi yang membantu pekerjaan manusia. 

Cara pandang sederhana, Tuhan memberikan manusia kepintaran. Manusia memanfaatkan kepintaran tersebut dengan menciptakan barang, teknologi dan alat yang berguna. Tentu saja manusia perlu mengucapkan rasa syukur tersebut kepada Tuhan dengan tidak hanya menghanturkan sembahyang namun juga menyucikan alat-alat tersebut. 

Masyarakat Hindu di Bali percaya akan keberadaan Sekala (yang tampak) dan Niskala (yang tidak tampak) di mana kedua unsur ini menghiasi bumi dan hidup berdampingan. Kadang ada saja aktivitas manusia yang justru membuat hubungan antara sekala dan niskala menjadi tidak seimbang. 

Contoh sederhana, bisa saja kendaraan yang kita gunakan sempat menabrak hewan hingga mati, atau saat berkendara kita jadi merasa tinggi hati atau bahkan ada yang berbuat mesum di dalam kendaraan. Tidak hanya itu bisa juga suara kendaraan yang keras justru membuat sesuatu yang tidak nyata menjadi terganggu. 

Hal inilah yang berusaha ikut dinetralisir jangan sampai alat dan teknologi yang kita gunakan lebih banyak memberikan sisi negatif. 

***

Bali telah dikenal sebagai pulau yang kaya akan budaya dan nilai-nilai agama khususnya Hindu. Tumpek Landep adalah salah satu peringatan khusus yang dijadikan untuk menyucikan kendaraan dan alat teknologi yang membantu aktivitas kita. 

Saya sangat mengapresiasi cara masyatakat Bali menjaga tradisi ini secara turun-temurun yang mungkin tidak bisa kita temukan di daerah lain. Nilai yang membuat Pulau Bali menjadi spesial di kalangan wisatawan maupun pendatang seperti saya. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun