Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

TV Analog Menuju TV Digital dan Perubahan Aktivitas Hidup

6 November 2022   14:01 Diperbarui: 7 November 2022   07:09 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Layanan Tontonan Dalam TV Berbayar | Sumber: Situs Yaconic

Kedua, stigma kurang puas terhadap acara TV. Mungkin bukan saya saja yang merasakan hal ini namun banyak di antara kita. Kenapa? Kini acara di TV seakan kurang kreatif, kurang edukasi dan banyak acara yang menjiplak acara atau film yang tengah hits. 

Dulu ada sinetron di salah satu TV nasional. Awalnya jalan cerita menarik, ketika rating naik dan menjadi tontonan favorit. Saya sudah menebak jalan cerita perlahan akan dibuat bertele-tele, durasi film diperpanjang dan sisipan iklan akan dipaksa masuk dalam cerita. 

Ternyata benar, nyaris sinetron tanah air yang tengah populer melakukan hal ini. Alhasil saya mulai kurang bergairah untuk menonton cerita yang bertele-tele bahkan berjilid-jilid layaknya buku.

Acara ajang musik namun penuh drama, settingan dan justru juri kurang berkompeten juga membuat saya malas menonton. Justru saya rindu acara seperti Family 100, Who Wants to Be a Millionare, Jejak Petualang, Galileo Galilei atau acara yang menghibur namun ada sisi edukasi. 

Nyatanya masyarakat Indonesia justru lebih suka sinetron yang penuh drama dibandingkan acara edukasi dan informatif. Alhasil alasan rating, banyak acara yang sebenarnya bagus justru hilang seketika. 

Saya akui masih banyak masyarakat yang merasa beralihnya TV analog ke TV digital membuat mereka kian merana. Ini karena tidak semua orang mampu berlangganan TV Kabel atau mungkin mengganti TV tabung menjadi Smart TV. 

Meskipun ada alat khusus seperti set top box untuk bisa menonton TV digital namun di tengah ekonomi yang belum stabil tentu akan tetap memberatkan, apalagi alat elektronik cenderung cepat rusak. 

***

Kominfo sejatinya tengah menepati janji unik mengalihkan TV analog ke TV digital. Ini dibuktikan perlahan siaran TV Analog mulai dinonaktifkan. 

Bagi saya, peralihan ini tidak berdampak besar karena saya sudah bertahun-tahun tidak menonton acara TV. Layanan streaming video, menonton video di IG atau Tiktok serta Youtube jauh lebih menarik dibandingkan menonton TV. Namun pasti ada masyarakat yang terbebani dengan kebijakan ini. 

Semoga kelak ketika ekonomi kian pulih, acara TV mulai dikemas menarik. Masyarakat perlahan dengan sukarela beralih ke TV Digital di kemudian hari. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun