Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar dari Keberagaman di Bali, Baju Adat di Sekolah Cinta Budaya dan Tradisi Lokal

27 Oktober 2022   18:46 Diperbarui: 28 Oktober 2022   07:02 1823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi baju adat Bali (KOMPAS.com)

Topik pilihan ini mengingatkan kisah masa sekolah di Bali di mana sekitar tahun 2005 ada aturan setiap hari raya Purnama (sistem penanggalan bulan di Bali) mewajibkan siswa-siswi Hindu di Bali menggunakan pakaian adat dan bersembahyang di sekolah. 

Bagi siswa non-Hindu diberikan kebebasan untuk berpakaian sekolah atau berpakaian adat pada saat Purnama. Saya yang notabanenya siswa non-Hindu justru suka menggunakan pakaian adat busana Hindu ke sekolah. Entah kenapa diri merasa lebih ganteng jika pakai udeng dan pakaian ala orang Bali. 

Seiring waktu ada perubahan kebijakan di Bali dimana setiap hari Kamis. Aturan ini tertuang dalam Pergub nomor 79 tahun 2018 tentang penggunaan baju adat Bali secara serentak terkait busana adat daerah.

Aturan tersebut berisi meminta masyarakat di lembaga tertentu menggunakan busana adat Bali setiap Kamis termasuk di lingkup pendidikan. 

Bagaimana pandangan personal saya? 

Sejujurnya saya menyambut positif kebijakan ini meskipun saya sendiri non-Hindu dan pendatang. Prinsip saya ini adalah konsekuensi merantau di daerah orang lain. Di mana bumi dipinjak disitu langit dijunjung, pepatah lama yang selalu saya pegang selama merantau.

Di sisi lain aturan ini juga tidak terlalu kaku karena di lingkup pendidikan pun siswa Non Hindu masih diperkenankan tidak menggunakan busana adat. 

Contoh saat saya melewati salah satu Sekolah Dasar di dekat rumah saat jam istirahat sekolah. Saya melihat banyak siswa-siswi yang berpakaian sekolah biasa yang menandakan bahwa mereka bukan beragama Hindu. 

Keponakan-keponakan saya sepertinya mengikuti jejak saya dimana mereka tetap menggunakan busana adat Bali Madya saat hari Kamis. Bagi mereka, busana adat Bali tidak selalu mencerminkan hanya boleh digunakan masyarakat Bali. Beberapa atribut busana pun umum ditemukan di daerah lain. 

Udeng atau penutup kepala yang kerap digunakan Pria Bali pun mirip dengan penutup kepala Totopong dari suku Sunda, Jawa Barat atau Tanjak bagi masyarakat Melayu. 

Kebaya yang kerap digunakan perempuan Bali pun tidak jauh berbeda dengan kebaya masyarakat Jawa, Suku Betawi, Sunda, Madura dan banyak daerah lainnya. Penggunaan kain sebagai busana bawah pun banyak digunakan oleh masyarakat berbagai daerah. 

Tandanya busana Bali memiliki banyak kesamaan dengan daerah lain. Artinya penggunaan busana adat Bali seakan menjadi bukti bahwa kita berbeda namun satu. 

Saya pernah melihat karyawan di perusahaan BUMN di Bali. Meskipun beragama muslim, dirinya tetap menggunakan aturan busana daerah di hari Kamis. Jawaban sederhana, busana Bali adalah bagian dari budaya dan menggunakannya tidak akan mengubah keyakinan kita. 

Wow, saya takjub dengan jawaban ini. Mirip ketika seseorang yang datang ke Aceh. Wanita diwajibkan menggunakan kain penutup kepala meskipun non-Muslim. Atau saat kita datang ke upacara daerah di suatu lokasi, ada kewajiban kita menggunakan busana masyarakat lokal. 

Ada manfaat tersendiri berbusana adat di lingkup pendidikan seperti:

Mengajarkan Keberagaman

Penggunaan Busana Adat Bali Di Lingkup Sekolah | Sumber Situs Merah Putih
Penggunaan Busana Adat Bali Di Lingkup Sekolah | Sumber Situs Merah Putih

Bukan rahasia umum jika Indonesia kaya akan budaya dan tradisi. Menggunakan pakaian adat daerah setempat akan mengajarkan ke siswa bahwa kita perlu menjaga keberagaman tersebut.

Coba beri pertanyaan sederhana terkait baju tradisional berbagai daerah di Indonesia. Ada kalanya banyak siswa yang tidak bisa menjawab dengan tepat jika ditunjukan gambar pakaian tradisional.

Ini adalah tantangan bagi pemerintah agar mengedukasi anak tentang budaya dan tradisi di Indonesia. Salah satu caranya dengan mengaplikasikan langsung mengenal budaya lokal dengan baju adat daerah di Indonesia.

Belajar dari cara Pak Jokowi dalam memberlakukan busana adat saat upacara kemerdekaan di Istana merdeka bagi tamu, disini ada rasa bangga ketika pakaian tradisional kita dipakai dan diperkenalkan secara luas. Rasa bangga ini jugalah yang harus ditanamkan kepada generasi muda seperti ruang lingkup pendidikan.

Mencegah Pencurian Budaya oleh Bangsa Lain

Mengenalkan Budaya Bangsa Melalui Penggunaan Busana Adat | Sumber Okezone.com
Mengenalkan Budaya Bangsa Melalui Penggunaan Busana Adat | Sumber Okezone.com

Hati kita kerap emosi dan berkecamuk saat ada budaya dan tradisi yang sudah turun menurun justru di klaim oleh negara lain. Saya ingat ketika negara tetangga kita mengklaim masakan rendang, kebaya, tari pendet, tari reog dan masih banyak lainnya dianggap berasal dari luar Indonesia.

Berkaca pada hal inilah penggunaan pakaian tradisional kepada masyarakat mulai diperkuat. Cara penggunaan busana adat kepada para siswa ingin menanamkan rasa memiliki dan mengenal budaya dan tradisi.

Harapannya agar kelak menjadi rekam digital dan memori alam bawah sadar jika kelak dikemudian hari ada bangsa lain yang berusaha mengklaim budaya dan tradisi kita.

Seandainya kelak ada negara atau bangsa lain yang berusaha mengklaim hal ini, kita sudah menciptakan rekam jejak kepada dunia internasional bahwa masyarakat kita telah menjadikan budaya dan tradisi yang diklaim sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari. Alhasil bisa jadi bukti dan senjata untuk membantahkan klaim dari negara atau bangsa tersebut.

Mengakarkan Kembali Busana Lokal Dibandingkan Modern

Busana Adat Pria dan Wanita di Bali | Sumber Orami.com
Busana Adat Pria dan Wanita di Bali | Sumber Orami.com

Jujur ada rasa prihatin ketika melihat anak sekolah jaman sekarang yang suka menggunakan pakaian yang tidak sopan. Siswi menggunakan rok pendek, seragam ketat dan sedikit transparan. Siswa laki-laki menggunakan celana longgar, urakan dan tidak rapih.

Penggunaan busana adat Indonesia akan bisa mengakarkan lagi nilai kesopanan dan kesantunan kepada generasi muda. Umumnya busana lokal di Indonesia menunjukan kesan sopan dan kaya akan histori. Saya lebih suka melihat siswi menggunakan kebaya karena terkesan anggun, cantik, dan mencerminkan masyarakat Indonesia dibandingkan menggunakan rok pendek dan pakaian ketat di sekolah.

Seiring waktu generasi muda mulai menganggap budaya dan tradisi dari nenek moyang sudah terjaga secara turun menurun sebagai hal kuno dan kurang gaul. Banyak yang mulai enggan menjaga kelestarian ini bahkan lebih suka mengadaptasi budaya, tradisi dan gaya berpakaian ala barat, Jepang atau negara tertentu.

Seandainya ini dibiarkan bisa jadi budaya kita kian tergerus dan jika ini sudah terjadi akan susah mengenalkan kembali budaya turun temurun kepada generasi berikut.

Sebelum hal ini terjadi tentu cara memperkenalkan busana daerah menjadi cara bijak agar anak kian terbiasa kembali mengenali budaya nenek luhur.

***

Menggunakan busana adat sudah terjadi lama di Bali bahkan sejak saya masih duduk di bangku SMP. Kini penggunaan busana adat sudah tertuang dalam peraturan daerah dan sudah diaplikasikan baik di lingkup pendidikan hingga perkantoran.

Ada banyak hal positif mengajarkan generasi muda dalam memakai busana lokal karena selain memperkuat budaya turun temurun juga mengajarkan rasa cinta akan budaya dan tradisi Indonesia secara umumnya.

Jika tidak dimulai saat ini, lalu kapan lagi?

Saat sudah diklaim oleh negara lain tentu sudah menjadi kerugian dari kita sendiri.

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun