Tiba-tiba saya melihat sepasang kakek-nenek dari Jepang dan bule yang justru bisa berjalan kaki lebih lama. Bahkan durasi mendaki mereka lebih cepat dibandingkan saya yang notabane-nya lebih muda.Â
Ini jadi tamparan tersendiri bahwa gaya hidup masyarakat kita sudah sangat bergantung pada kemajuan transportasi pribadi dan umum. Teman- teman saya yang pernah tinggal di negara maju seperti Jepang, Jerman dan Australia. Mereka justru merasa berjalan kaki sudah jadi kebiasaan rutinitas.Â
Ini karena mahalnya pajak kendaraan, biaya BBM dan parkir serta ketersediaan transportasi umum dan publik membuat teman saya ini mulai kembali menyukai berjalan kaki menuju lokasi atau ke halte atau stasiun terdekat.Â
Kini kebiasaan tersebut masih terjaga hingga dirinya balik ke Indonesia. Tandanya ada faktor lain sepertinya aturan dan kemudahan akses transportasi umum serta publik mampu menjaga kebiasaan masyarakat untuk berjalan kaki.Â
Berkaca pada kebiasaan ini perlahan saya sudah mencoba mengubah kebiasaan dari malas berjalan kaki mencoba kembali menyukai berjalan kaki. Apalagi banyak kasus masyarakat yang mulai mudah terserang penyakit seperti obesitas, serangan jantung, stroke dan sebagainya.Â
Ketika melihat langsung fenomena ini biasanya kita jadi introspeksi diri dan mencoba hidup sehat. Cara mudah, hemat dan memberikan dampak besar adalah dengan berjalan kaki.Â
***
Malas gerak dan malas jalan seakan sudah menjadi penyakit masyarakat masa kini. Ini karena faktor kenyamanan dengan penggunaan transportasi serta berdalih untuk efisiensi.Â
Padahal dulu saat masih kecil dan transportasi belum berkembang secepat ini, berjalan kaki berkilo-kilo meter atau bahkan berjam-jam bukan masalah krusial.Â
Harapannya kelak kita mulai terbiasa lagi berjalan kaki agar tubuh jadi sehat dan pastinya kita jadi sosok yang peduli pada kesehatan personal dan lingkungan karena dengan berjalan kaki jadi kontribusi nyata mengurangi polusi yang dihasilkan dari kendaraan.Â