Apakah ETF Adalah Jawaban Mimpi Eka Tjipta Yang Menjadi Nyata?Â
Jika kita pernah merasakan titik terendah dalam ekonomi dimana harapan harus terkubur karena tidak mampu pasti kelak akan berupaya membalas kondisi tersebut dengan cara berbeda.Â
Contoh dulu saya iri melihat teman sebaya memiliki sepatu dan sepeda yang bagus saat masih sekolah. Saya sadar diri bahwa ibu seorang orang tua tunggal yang untuk membiayai pendidikan saja harus kerja hingga malam. Apalagi harus membeli sepeda atau sepatu.Â
Kini ketika saya sudah bekerja dan mampu, mimpi yang terkubur memiliki sepeda dan sepatu idaman bisa saya wujudkan. Bukan masalah membeli barang namun lebih kepada pembalasan tentang mimpi atau keinginan tertunda.Â
Seandainya saya menjadi sosok Bapak Eka Tjipta yang merasakan putus sekolah di bangku SD. Dalam hati saya pasti memiliki 2 motivasi utama.Â
Pertama, saya tidak akan membiarkan anak dan cucu saya merasakan kepahitan sama. Saya berusaha sebisa mungkin agar kelak mereka bisa mengenyam pendidikan tinggi.Â
Orang tua mana yang tidak bangga melihat anaknya berprestasi di sekolah atau melihat mereka wisuda dan siap meraih mimpi lebih tinggi.Â
Kedua, jika saya mampu. Saya ingin tidak ada lagi anak usia sekolah yang banting tulang untuk membantu ekonomi keluarga dan mengalah untuk putus sekolah.Â
Sosok Bapak Eka Tjipta yang pernah merasakan kerasnya hidup di jalan pasti memiliki harapan sama. Biarkan anak-anak bermain bersama teman sebaya dan belajar tekun di sekolah. Jika bisa biarkan tali kemiskinan putus di generasi tua, agar generasi muda siap menjadi roda penggerak ekonomi bangsa.Â
ETF telah menjadi jembatan untuk mewujudkan harapan ini serta melestarikan filosofi hidup Eka Tjipta Widjaja serta tanda cinta Sinar Mas Untuk Indonesia.Â