- Kenapa Ayu Ting Ting layak disebut wanita paling kuat di Indonesia? Karena lirik lagu hitsnya "Kesana kemari membawa Alfamart (alamat)"
- Anak saya demam tapi kenapa setelah di kompres kok malah berubah jadi Rar ya?
Belakangan ini saya sering terhibur ketika menonton atau mendengar candaan receh yang sering dilontarkan baik komedian atau teman. Jokes ala bapak-bapak, istilah yang kerap disampaikan ketika ada yang memberikan candaan dengan metode unik, sedikit mikir dan kadang absurd.Â
Istilah ini muncul diperkirakan karena lawakan ini kerap terlontar oleh kalangan bapak-bapak saat nongkrong dengan teman sebaya atau juga dianggap candaan jadul.
Saya akui setiap orang memiliki selera humor yang berbeda. Justru Jokes ala bapak-bapak ini menjadi pewarna lawakan di tanah air. Apalagi saat ini banyak lawakan khususnya komedian tanah air yang kerap bersifat sarkasme, bullying, body shaming atau candaan lain yang merendahkan pihak lain.
Kini acara komedi di stasiun TV pun kerap mengangkat candaan ala bapak-bapak. Ini seperti cuplikan humor pada video berikut.
Sebenarnya apa sih yang membuat candaan atau jokes bapak-bapak kembali populer dan menjadi daya tarik tersendiri. Sepengamatan saya ada beberapa faktor yang menjadi penguat candaan bapak-bapak begitu diminati dan bahkan terus berkembang. Apa saja itu?
1. Candaan Yang Kerap Tidak Tertebak
Candaan bapak-bapak kerapkali terlontar dalam bentuk pertanyaan. Disini lawan bicara diminta untuk menebak atau memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut. Keunikan candaan bapak-bapak ini kadang membuat lawan bicara harus berpikir keras untuk menjawab ataupun jawaban yang diberikan ternyata bukanlah jawaban yang sebenarnya.
Jawaban terkesan misteri inilah yang membuat candaan ini terasa berbeda. Walaupun ada candaan yang jawabannya bersifat plesetan atau nyeleneh namun tetap bisa membuat tawa meskipun harus berpikir keras mencari korelasi pertanyaan dengan jawaban dari si pemberi candaan.
Contoh ada cuplikan video di salah satu acara TV Nasional. Desta seorang komedian sekaligus host acara melemparkan pertanyaan ke Enzy, kalau di jalan ketemu tahi, bagi dua mau gak?
Jawaban Enzy, wanita lugu bisa saja mewakili respon kita jika mendapatkan pertanyaan Desta. Saya pun akan menjawab Gak mau lah. Masa mau dikasih tahi.
Sayang jawaban Desta lah yang membuat saya terpingkal-pingkal, Dasar Maruk, maunya diambil sendiri. Ternyata jawaban Enzy justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Niat menolak "Gak Mau Lah" justru dianggap "Serakah" karena ingin dimiliki seorang diri.
Candaan ini meski lawas namun bagi orang yang belum tahu pasti merasa terjebak. Ini karena ada jawaban misteri yang justru menjadi senjata untuk membuat orang lain tertawa.
Contoh lain seperti ada candaan berupa pertanyaan,Â
Ayah : Nak, bagaimana caranya biar tahu gunung berapi itu masih aktif atau gak?
Anak : Dari asap kawahnya mungkin
Ayah : Salah. Jawabannya dari telepon
Anak : Kok bisa?
Ayah : Coba aja telpon, kalau diangkat berarti masih aktif
Anak : (Ya Tuhan) nyebur aja dah di kolam
Candaan berupa pertanyaan ini kerap menghiasi cerita lucu di sosial media seperti twitter, facebook, atau instagram. Jawaban tidak terduga ini yang menjadi kekuatan dari jokes bapak-bapak.Â
Semakin polos jawaban yang diberikan si lawan bicara justru akan membuat candaan ini semakin lucu.
2. Representasi Jiwa Romantis Pria
Cowok itu makhluk suka gombal namun juga romantis. Begitu ungkapan yang sering saya dengar. Sejatinya sifat ini terbawa dalam naluri bapak-bapak khususnya saat bersama dengan pasangan atau gebetan.Â
Naluri wanita yang suka dipuji atau digombalin dengan hal lucu juga ikut membuat candaan romantis selalu berkembang. Ada saja ide kreatif dari seorang pria yang terlontar melalui candaan romantis seperti berikut.Â
- "Kenapa garam terasa pahit? Karena yang manis hanya wajahmu seorang"
- "Bapakmu pencopet ya? Karena kamu telah mencuri hatiku"
Candaan yang familiar terdengar dan kerap jadi gombalan seorang pria pada wanita. Ada istilah mengatakan orang usia 40 ke atas rentan mengalami Puber kedua. Usia yang disepadankan dengan usia bapak-bapak.Â
Jangan kaget ketika usia di atas 40,bapak-bapak sering melontarkan candaan yang khas khususnya kepasa lawan jenis. Candaan ini juga kerap dipakai komedian di acara TV saat menggoda bintang tamu.Â
3. Candaan Yang Mencairkan Suasana
Jika sobat Kompasianer pernah nongkrong di angkringan, kedai kopi atau pos kamling kerapkali topik pembicaraan sangat beragam. Mulai aktivitas sehari-hari, politik, kenaikan harga barang hingga hal sensitif seperti janda di desa seberang.Â
Sebagai cara mencairkan suasana adakalanya perlu disisipkan candaan yang topiknya tidak jauh dari pengamatan bapak-bapak. Inilah yang kerap membuat pendengar dari luar golongan merasa kurang paham dengan topik candaan.Â
Ini karena candaan yang dilontarkan lebih spesifik dan dianggap hanya bapak dengan jam terbang tinggi yang akan paham dengan candaan tersebut.
"Pak, anaknya kuliah ambil komputer ya? | Lah kok tau? | Itu lagi dihajar massa dekat gedung rektorat"
Candaan untuk teman sebaya kerapkali topik ringan namun bisa membuat orang sekitarnya terpingkal-pingkal. Umumnya orang yang mampu melemparkan candaan seperti ini kerap menjadi sosok yang paling dicari dalam tongkrongan.Â
4. Candaan Lebih Positif
Mengingat pemberi candaan adalah kalangan bapak-bapak yang sudah banyak pengalaman hidup. Biasanya candaan yang dilontarkan menghindari hal-hal sensitif atau menyakiti perasaan orang lain.Â
Jarang saya mendengar candaan yang menjatuhkan orang lain atau body shaming. Seandainya bahan candaan bersifat konten dewasa, si bapak pembuat candaan akan memfilter lawan candaan agar jangan sampai candaannya membuat suasana jadi canggung atau menimbulkan protes dari orang yang diajak bercanda.Â
***
Candaan atau Jokes Bapak-Bapak kini tengah naik daun. Ini tidak terlepas dari banyaknya meme, postingan, obrolan hingga bahan komedi yang disajikan untuk orang lain. Mungkin ada yang menganggap candaan bapak-bapak terkesan garing atau mikir justru inilah yang menjadi daya tarik tersendiri.Â
Hal-hal yang saya paparkan di atas hanyalah gambaran kecil bagaimana candaan bapak-bapak memiliki karakter tersendiri dan mampu menjadi guyonan dalam tongkrongan.
Apakah Kompasianer punya jokes bapak-bapak lucu yang ingin dibagikan? Dipersilakan saling lempar candaan di kolom komentar. Hehe
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H