Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Waspada, Mahasiswa Baru Target Brain Wash dan Incaran Jaringan Terorisme

2 September 2022   20:26 Diperbarui: 2 September 2022   20:29 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penangkapan Anggota Terorisme Yang Berstatus Mahasiswa | Sumber TerbaruBerita.id

Mahasiswa baru tengah semangat mengikuti kuliah perdana dan menikmati masa transisi dari status pelajar menjadi seorang mahasiswa.

Ada yang berusaha mencari pertemanan sebanyak mungkin, mencari info beasiswa kuliah, mendaftar kegiatan kemahasiswaan atau belajar tekun untuk mengejar mimpi lulus tepat waktu dengan predikat Cumlaude. 

Namun ada hal yang perlu diantisipasi oleh para mahasiswa baru. Tanpa disadari kini banyak oknum kejahatan atau bahkan jaringan terorisme yang berniat merekrut mahasiswa baru sebagai bagian dari kelompoknya. 

Ah masa sih? 

Pertanyaan ini mungkin terucap karena menganggap seorang mahasiswa memiliki tingkat edukasi baik, dianggap agen perubahan dan kritis. Namun sejatinya kondisi ini mulai banyak terjadi di sekitar kita. 

Beberapa bulan lalu saya kaget membaca berita bahwa ada seorang mahasiswa dari salah satu kampus negeri terkemuka yang ditangkap Densus 88 atas dugaan terlibat jaringan terorisme. 

Uniknya di kamar kos si mahasiswa ini diinformasikan banyak terdapat bacaan jihad serta pernak-pernik suatu jaringan kelompok terorisme ISIS. 

Kebetulan teman saya adalah dosen mahasiswa tersebut dan mengatakan selama masa perkuliahan memang sikap dan perilaku si mahasiswa sedikit berbeda dibandingkan teman seusianya. 

Dirinya frontal jika ada mahasiswa lain yang membahas masalah jaringan terorisme bahkan ada yang menilai sudut pandang mahasiswa ini cukup radikal. 

Kondisi bisa saja banyak terdapat di lingkungan kampus namun tidak tercium hingga ke permukaan. Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa baru mulai dilirik. 

Mahasiswa baru adalah kalangan generasi muda yang tengah mencari jati diri. Mereka suka mengeksplor banyak hal untuk membentuk karakter, emosi masih labil dan ingin bersikap kritis. 

Disini oknum tertentu akan mencoba mengajak mahasiswa baru untuk berdiskusi tentang suatu topik sensitif misalkan tindakan jihad atau sikap atau kebijakan pemerintah terhadap suatu hal. 

Mahasiswa baru yang minim pemahaman akan mudah diberikan suatu pemahaman baru yang dianggap logis namun berusaha menyisipkan makna dan pesan tertentu. 

Misalkan oknum mengatakan Jihad kepada aparat hukum dibolehkan karena aparat hukum sering dianggap "semena-mena" pada orang kecil. Padahal kondisi ini salah dari sisi agama dan hukum. 

Faktor lainnya mahasiswa baru khususnya perantau tengah menikmati kebebasan. Jauh dari orang tua, berusaha hidup mandiri dan merasa bebas tanpa pantauan langsung. 

Akibat kebebasan inilah membuat oknum dengan leluasa mendekati mahasiswa baru dengan dalih mengajak berdiskusi namun dengan tujuan brain wash. 

Teman angkatan saya pernah merasakan sendiri dimana dirinya diajak oleh seseorang untuk mengikuti kajian. Sayangnya dalam kajian tersebut, dirinya dipenuhi doktrin tentang hal-hal negatif. 

Alhasil semula teman saya dari semula ceria berubah jadi tertutup, cara berpakaian berubah total dan memandang orang lain dengan penilaian berbeda. Bersyukur seiring waktu ada yang menyadarkan dan akhirnya ia bisa kembali normal. 

Junior saya yang dulu mahasiswa baru bahkan dengan terang-terangan pemuja Korea Utara. Sebenarnya bukan hal salah karena tiap orang memiliki pandangan masing-masing. 

Namun yang mengkhawatirkan buku bacaan lebih di dominasi tentang komunisme serta penilaian dirinya terhadap negara lain dianggap sebagai musuh yang jahat. Cara berpikir inilah yang sebaiknya bisa diantisipasi. 

Ada cara sederhana agar mahasiswa baru bisa terhindar dari oknum yang berniat melakukan brainwash serta menjadikan anggota kelompok terorisme. 

Apa saja itu? 

Perbanyak Lingkungan Pertemanan Lintas SARA

Mengapa saya sangat menganjurkan untuk mahasiswa baru memiliki banyak teman lintas Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA). 

Anak Muda Yang Memiliki Banyak Teman | Sumber Liga Mahasiswa
Anak Muda Yang Memiliki Banyak Teman | Sumber Liga Mahasiswa

Tujuannya agar cara berpikir menjadi luas dan memahami keberagaman dengan baik. Saya pun menerapkan hal ini dan ternyata bisa mengetahui banyak hal positif seperti semua agama mengajarkan kebaikan, orang jawa dari daerah Solo atau Jogja sangat sopan jika berbicara, orang dari daerah Timur sangat solid dan sebagainya. 

Ketika kita banyak memiliki teman dari berbagai SARA, ketika ada oknum yang ingin menjelekkan golongan tertentu. Kita akan lebih bijak menyikapinya atau bahkan menolak dengan tegas karena menjelekkan golongan tersebut tidak terbukti benar sesuai pengalaman yang ia rasakan sendiri. 

2. Perbanyak Sharing Dengan Sosok Yang Bijak Dan Kaya Ilmu

Hal positif jika kita banyak sharing dengan orang-orang yang dianggap bijak dan kaya ilmu seperti dosen, pemuka agama, tokoh masyarakat dan sebagainya bisa jadi perisai kita jika bertemu oknum yang menyebarkan sisi negatif. 

Contoh ada oknum yang menghasut bahwa Jihad kepada aparat penegak hukum adalah dibenarkan. Pandangan ini jika kita sharingkan ke orang bijak dan kaya ilmu pasti akan membantu memberikan pemahaman yang lebih positif.

Mahasiswa Yang Tengah Berdiskusi Dengan Dosen | Sumber UtakAtikOtak.com
Mahasiswa Yang Tengah Berdiskusi Dengan Dosen | Sumber UtakAtikOtak.com

Pemuka agama pasti akan menginformasikan bahwa membunuh orang tidak bersalah adalah dosa besar. Dosen bisa menginformasikan bahwa Jihad itu dilakukan jika dalam suasana perang dan tujuan membela negara dan agama. Namun jika kondisi negara atau lingkungan baik-baik saja maka tidak perlu berjihad negatif seperti melakukan bom ke tempat ibadah atau menyebarkan teror ke masyarakat. 

Mahasiswa yang mudah dicuci otaknya adalah mereka yang lemah dari sisi pemahaman agama, tidak bisa melakukan filterisasi informasi dengan baik serta bertemu dengan sosok yang salah. Alhasil tindakannya pun bisa mengarah ke arah negatif. 

3. Jangan Datang Ke Komunitas Baru Tanpa Pendampingan

Ini mirip yang terjadi oleh teman saya dimana ada seseorang yang mengajaknya untuk bergabung dalam sebuah komunitas kajian. Namun dirinya dilarang mengajak teman untuk mendampingi. 

Alhasil ketika dirinya mulai mendapatkan doktrin khusus, tidak ada orang lain yang bisa membantu dirinya terlepas. 

Kondisi ini bisa diantisipasi dengan menolak jika diajak dalam kegiatan yang tidak jelas, terlalu eksklusif atau sudah merasa ada yang aneh di komunitas tersebut. Jika sudah merasakan hal ini lebih baik libatkan teman dekat atau hilangkan niat bergabung dalam komunitas yang terindikasi radikal. 

4. Perbanyak Kegiatan Positif

Banyak sekali kegiatan positif yang bisa didapatkan di lingkungan kampus seperti ikut kepanitiaan, lomba kalangan mahasiswa, organisasi atau bahkan komunitas hobi. 

Ini yang saya lakukan saat berstatus mahasiswa baru. Dengan terlibat dengan banyak kegiatan positif, saya tidak ada waktu lagi untuk bergabung di kegiatan yang kurang jelas.

Oknum tertentu biasanya lebih suka mengincar mahasiswa dengan karakter pendiam, kurang aktif di kampus, merasa kesepian dan terkucilkan. Tentu saja cara mengantisipasi hal ini adalah dengan menyibukkan diri dengan kegiatan positif selain menambah pengalaman dan teman juga membuat kita memiliki pandangan luas pada suatu hal. 

***

Oknum terorisme kini mulai mengincar kalangan mahasiswa baru yang memiliki emosional labil, introvert, pemurung atau memiliki pandangan kritis yang berbeda dengan teman seusianya untuk direkrut serta dilakukan pencucian otak. 

Jangan sampai mahasiswa baru yang menjadi kebanggan orang tua justru bertindak sesuatu yang salah dan bertentangan dengan hukum. Belajar dari penangkapan mahasiswa yang terindikasi sebagai anggota terorisme maka cara-cara di atas bisa sebagai upaya sederhana agar terhindar dari oknum terorisme di lingkungan kampus. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun