Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nasihat Orang Tua, Hati-Hati Bermain dengan Listrik

29 Agustus 2022   11:18 Diperbarui: 29 Agustus 2022   11:22 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Listrik Yang Tidak Stabil | Sumber Kanggo

Listrik telah menjadi kebutuhan tersendiri dalam hidup kita. Ingin tidur dengan AC, pakai listrik. Mengisi daya baterai di gadget, juga butuh listrik. Bahkan menanak nasi hingga mencuci pakaian dengan mesin pun membutuhkan aliran listrik. 

Bagaimana seandainya tidak ada listrik? Setidaknya keluarga saya pernah merasakannya. Dulu karena hidup pas-pasan membuat orang tua tidak bisa membayar tagihan listrik dan kemudian dilakukan pemutusan listrik. 

Bermalaman tanpa lampu bukanlah hal menyenangkan, bahkan kita seakan kembali ke jaman belum ada teknologi. Memasak menggunakan kompor, jika suasana panas menggunakan buku tulis sebagai kipas manual dan sebagainya. 

Artinya tanpa listrik di jaman saat ini akan membuat kita mati gaya. Apalagi kini orang sudah tergantung dengan teknologi yang memanfaatkan tenaga listrik. 

Jangan kaget jika biaya pemakaian listrik akan terus meningkat. Jika semasih kecil, tagihan listrik di rumah tidak akan sampai 100 ribu rupiah. Kini dengan mengisi tokel listrik 100 ribu bisa jadi seminggu terasa kurang khususnya rumah tangga yang memiliki peralatan dan perabotan listrik. 

Wajar jika akhirnya masyarakat mencoba menekan pengeluaran tagihan listrik. Ada yang berhemat, menggunakan panel surya atau  cara nakal mengakali penggunaan listrik. 

Uniknya saya kerap membaca ada selebaran atau postingan di sosial media yang menawarkan jasa untuk "mengakali penggunaan listrik". 

Biasanya ditawarkan oleh oknum yang paham tentang kelistrikan dengan dalih bisa mengurangi tagihan tanpa harus menghilangkan kebiasaan penggunaan sehari-hari. 

Orang tua pernah berpesan, jangan sekali-sekali bermain dengan listrik. Setidaknya ini nasihat bahwa listrik pun bisa berbahaya bagi kehidupan kita apalagi jika penggunaannya sembarangan dan tidak berhati-hati. 

Apa saja itu? 

1. Denda Tagihan Membengkak

Mengakali tagihan listrik memang akan membuat kita sebagai konsumen merasa diuntungkan. Misalkan tagihan sebelumnya 500 ribu sebulan bisa berkurang menjadi 200 ribu sebulan. 

Mengakali disini artinya menerapkan segaal cara yang tidak dianjutkan oleh PLN. Bisa dibilang tindakan ini seperti bermain kucing-kucingan dengan PLN.

Ibarat kita pemilik minimarket. Setiap hari ada saja barang yang hilang dicuri pengunjung. Agar menimbulkan efek jera, bagi yang ketahuan akan dikenakan denda 10 kali lipat harga barang yang dicuri. 

Ini pun diterapkan pula oleh PLN dimana akan memberikan sanksi membayar berlipat-lipat bagi konsumen yang ketahuan mengakali tagihan listrik. Apesnya sudah banyak konsumen yang merasakan hal ini. 

Kasus yang menimpa seorang di Tangerang Banten yang sempat viral dimana mendapatkan denda sebesar 68 juta dari PLN. Ini dikarenakan ditemukan kawat jumper pada kWh meter pelanggan. 

Akibat adanya kawat ini membuat tagihan listrik bisa ditekan dimana pelanggan biasanya hanya membayar Rp. 500-700 ribu per bulan. Ada dugaan bahwa jika tanpa kawat jumper tersebut, biaya tagihan listrik dalam kondisi normal bisa diatas tagihan yang selama ini dibayarkan pelanggan (Kisah selengkapnya Klik Disini). 

Jika ternyata ditemukan bukti kecurangan, kita sebagai pelanggan akan susah untuk melakukan pembelaan. Tidak membayar denda maka siap-siap hidup tanpa aliran listrik. Membayar denda yang besar pasti bikin kita meringis karena nominal yang diberikan tidak sedikit. 

Kembali lagi pada prinsip dasar, bertindak kecurangan maka harus siap menanggung resiko. Apalagi saat ini PLN masih menjadi satu-satunya institusi yang mengurus masalah listrik masyarakat. 

2. Resiko Kebakaran Tinggi

Selain menggunakan kawat jumper listrik, ada juga oknum pelanggan yang menerapkan sistem "numpang listrik" Biasanya oknum akan membuat aliran listrik dengan menyambungkan ke gardu atau tiang listrik PLN atau kabel listrik milik orang lain. 

Ilustrasi Pencurian Listrik | Sumber Situs PT Radius Allkindo Electric
Ilustrasi Pencurian Listrik | Sumber Situs PT Radius Allkindo Electric

Sudah bisa ditebak, oknum akan bisa menggunakan listrik sebanyak apapun tanpa takut terbebani tagihan karena tindakan ini ilegal dan tidak tercatat dalam PLN. 

Ironisnya tindakan ini ibarat parasit karena kadang memanfaatkan aliran listrik orang lain justru merugikan orang yang ditumpangi. Tagihan pasti akan membengkak tanpa dia tahu bahwa ada orang lain yang menumpang aliran listrik pada dirinya. 

Resiko yang paling mungkin terjadi adalah rentan terjadi korsleting listrik. Ini karena aliran listrik dilakukan seadanya tanpa standar yang jelas. 

Kasus kebakaran yang menimpa warga Kecamatan Tambora, Jakarta Barat bisa jadi pembelajaran. Tingginya kasus pencurian listrik yang dilakukan oleh warga justru menyebabkan kerap terjadi kebakaran karena korsleting listrik (Berita Selengkapnya Klik Disini). 

Jika ini terjadi, maksud hati ingin mendapatkan listrik secara cuma-cuma justru bisa berujung penyesalan. Kebakaran tidak hanya akan merenggut harta benda namun juga nyawa anggota keluarga. 

Saya tidak bisa membayangkan kita yang berusaha mematuhi aturan dengan menggunakan listrik secara legal justru ikut menjadi korban akibat tetangga nakal yang mencuri listrik. Perbuatan nakal segelintir orang namun merugikan banyak pihak. 

3. Kerusakan Peralatan Listrik

Perbuatan mengakali atau mencuri listrik tentu juga beresiko pada peralatan listrik yang kita pakai. Kita paham bahwa tiap peralatan listrik menghabiskan daya listrik beragam. 

Ilustrasi Listrik Yang Tidak Stabil | Sumber Kanggo
Ilustrasi Listrik Yang Tidak Stabil | Sumber Kanggo

Kadang jika daya listrik di rumah tidak cukup, pasti akan terjadi listrii mati atau istilah populer listrik jeglek. Apabila ini kerap terjadi bisa membuat peralatan atau perabotan listrik seperti kulkas, TV, lampu dan lainnya jadi cepat rusak.

Kondisi ini akan semakin besar jika kita melakukan pencurian listrik. Listrik mati secara tiba-tiba akan lebih sering terjadi. Sangat disayangkan peralatan atau perabotan rumah tangga yang harganya mahal justru rusak karena aliran listrik yang tidak stabil. 

4. Potensi Kesetrum Tinggi

Kadang mengakali aliran listrik sering dilakukan oleh warga secara otodidak atau pemahaman listrik masih dasar. Cara ini tentu tidak akan memperhatikan dari sisi keselamatan. 

Kabel Listrik Yang Bermasalah | Sumber Merdeka.com
Kabel Listrik Yang Bermasalah | Sumber Merdeka.com

Pembuatan aliran listrik tanpa perhitungan jelas, pemahaman listrik yang bagus serta analisa preventif yang baik bisa mencelakakan orang. 

Saya pernah membaca kisah seseorang tersetrum aliran listrik yang terpasang sembarangan. Bahkan diduga aliran tersebut hasil dari pencurian aliran listrik. 

Saat hujan, aliran listrik yang tidak sesuai justru akan semakin berbahaya. Orang bisa terkena strum listrik atau bahkan aliran listrik putus tiba-tiba dimana arus masih menyala. 

Jika ini terjadi tidak hanya nyawa si oknum yang dipertaruhkan namun juga orang disekitar yang tidak tahu apa-apa.

***

Berhati-hatilah dengan listrik, sebuah nasihat yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Listrik memang membantu aktivitas manusia namun listrik juga bisa menimbulkan bahaya. Apalagi jika ada penyalahgunaan listrik. 

Sudah banyak kejadian mulai denda tagihan listrik membengkak, kebakaran akibat korsleting listrik, kesetrum atau membuat peralatan rumah tangga cepat rusak akibat tegangan listrik tidak stabil. 

Apakah kita mau mengalami kejadian seperti itu? Kalau saya sih ogah. Hehe

Semoga bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun