Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hal Positif yang Bisa Kita Pelajari dari Bule di Bali

6 Agustus 2022   10:09 Diperbarui: 14 Agustus 2022   15:45 2329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi turis mengunjungi Taman Tirta Gangga, Bali. (sumber: SHUTTERSTOCK/Elizaveta Galitckaia via kompas.com)

Bali memang menjadi surga wisata bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Tidaklah heran kita akan mudah menemukan wisatawan asing atau yang lebih akrab disapa bule.

Selama ini sempat ada aktivitas atau tindakan bule yang membuat masyarakat Bali cukup geram seperti ada yang berpose bugil di kawasan suci di Bali, bertindak sesukanya, hingga melakukan tindakan kriminal saat berkunjung ke Bali.

Namun tidak sedikit juga para bule ini menunjukan sikap positif yang bisa kita tiru selama mereka berkunjung ke Bali. Setidaknya ada beberapa sikap positif yang sering saya temukan dari para bule saat di Bali. Apa saja itu?

# Tidak Pelit Dalam Memberikan Tip

Warga Lokal Yang Berfoto Dengan 2 Bule | Sumber Djawanews.com
Warga Lokal Yang Berfoto Dengan 2 Bule | Sumber Djawanews.com

Kita seringkali membutuhkan bantuan orang lain dalam melayani atau membantu kita dalam melakukan sesuatu. Misalkan membantu mengantarkan barang bawaan saat di hotel, mengantar kita menuju lokasi tertentu, menitip pesanan makanan dan sebagainya.

Ada kisah menarik yang saya terima dari seorang ojek online. Dirinya merasa sangat antusias jika mendapatkan orderan dari Bule saat di Bali.

Antusias ini dikarenakan umumnya si bule mengapresiasi kinerja atau bantuan orang lain dengan tidak pelit memberikan tip atau uang.

Bahkan si ojek online ini pernah mendapatkan tip sebesar seratus ribu rupiah karena mengantarkan pesanan makanan si bule. Padahal harga makanan tersebut lebih kecil dari tip yang diberikan.

Pemberian Tip Sebagai Apresiasi Terima Kasih | Sumber Situs Grid.id
Pemberian Tip Sebagai Apresiasi Terima Kasih | Sumber Situs Grid.id

Kejadian ini sering terjadi dimana para bule berusaha memberikan tip terhadap orang lain. Tidaklah heran jika pekerja di sektor pariwisata seperti tour guide, housekeeping, roomboy, waiter/waitress yang merasa tip yang diterima dari tamu jika dikumpulkan dalam sebulan bisa lebih besar dari gaji bulanan.

Paman saya yang bekerja sebagai tour guide bahkan mengoleksi uang asing dari negara lain yang kerap diberikan para bule saat selesai mengantar mereka berwisata ke beberapa lokasi di Bali.

Hal positif ini bisa kita tiru karena berbagi rejeki kepada orang lain tidak hanya menjadi apresiasi namun juga membantu orang lain yang mungkin finansial masih kurang. Kadang kita sebagai warga lokal masih terkesan pelit dalam memberikan tip kepada orang lain karena merasa hal tersebut sudah menjadi tugasnya atau tidak ingin mengeluarkan biaya tambahan.

# Suka Mengucapkan Salam dan Terima Kasih

Bagaimana rasanya ketika bertemu dengan orang lain yang berwajah jutek, kutes dan susah mengucapkan terima kasih saat sudah dibantu?

Pasti muncul rasa kesal dalam diri kita dan bahkan merasa kurang beruntung karena bertemu dengan orang tersebut. Namun entah kenapa bule yang wisatawan di Bali lebih menunjukan sikap humble dengan suka menyapa dan mengucapkan terima kasih.

  • Good Morning/Afternoon/Evening.
  • How do you do?
  • Oh Thank You

Kata-kata tersebut sering terlontar dari bule ketika bertemu dengan orang lain. Selain itu ada bule yang sengaja berusaha mengucapkan bahasa lokal seperti Om Swastyastu.

Ketika bertamu atau bertemu dengan warga lokal Bali serta mengucapkan Matur Suksma atau terima kasih jika merasa dibantu oleh orang lain.

Ucapan Terima Kasih Setelah Mendapatkan Bantuan | Sumber Bejana Kehidupan
Ucapan Terima Kasih Setelah Mendapatkan Bantuan | Sumber Bejana Kehidupan

Bersikap ramah serta berusaha berinteraksi dengan orang lain patut kita tiru. Ini karena masih sering di antara kita merasa sebagai tamu bersikap ingin diistimewakan, sombong dan enggan menyapa atau bahkan mengucapkan terima kasih.

# Berusaha Mandiri dan Suka Olahraga

Saya sering melihat bule berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh ke suatu lokasi seperti obyek wisata. Saya sempat menawarkan tumpangan karena kasihan melihat mereka berjalan kaki dengan rute yang jauh.

Ternyata tawaran saya ditolak secara halus karena para bule sengaja berjalan kaki karena ingin menikmati keindahan dan ingin sekalian berolahraga. Saya takjub bahwa mereka sangat berusaha untuk tampil bugar.

Padahal selama ini saya pikir mereka cuek pada kesehatan dan suka melakukan hal yang kurang sehat seperti minum-minuman keras atau beraktivitas hingga larut malam.

Ternyata saya tidak bisa menyamaratakan hal tersebut pada semua bule. Banyak sekali bule yang menjaga kesehatan dengan berjalan kaki, pergi ke pusat kebugaran, menjadi vegetarian atau suka melakukan yoga untuk ketenangan diri.

Hal positif lainnya mereka berusaha mandiri dan berusaha tidak merepotkan orang lain. Ini mungkin budaya di negaranya, segala sesuatu sebisa mungkin harus dilakukan seorang diri yang membuat mereka terlihat mandiri. 

Cukup kontras dimana saya masih suka melihat warga lokal yang jika ada masalah, terlalu berharap mendapatkan bantuan dari orang lain. Padahal jika mereka niat, mereka bisa menyelesaikan masalah tersebut secara mandiri.

# Peduli Terhadap Lingkungan

Pernah melihat bule khususnya dari negara maju membuang sampah atau meludah di sembarang tempat?

Sepertinya sangat jarang melihat bule dengan kebiasaan tersebut. Ini karena mereka lebih peduli terhadap lingkungan dan sanitasi sekitarnya.

Berbeda jauh dengan wisatawan lokal yang sangat mudah membuang sampah atau sisa makanan sembarang tempat. Bahkan botol minuman atau pembungkus cemilan akan langsung di buang di jalan karena mereka malas mencari tempat sampah terdekat.

Seorang Bule Wanita Yang Rela Membersihkan Selokan Kotor | Sumber Liputan6.com
Seorang Bule Wanita Yang Rela Membersihkan Selokan Kotor | Sumber Liputan6.com

Bagi para bule, kebiasaan menjaga lingkungan seperti membuang sampah di tempatnya atau bahkan memilah sampah telah menjadi sesuatu yang mengakar pada dirinya. Orang dengan latar pendidikan dan sosial baik pasti tahu mana yang baik dan tidak.

Para bule merasa jika dirinya bisa menjaga kebersihan diri dan lingkungan, orang akan mudah menghargai kita dan akan menjadi cerminan diri sendiri. Tindakan seperti ini lah yang harus kita tanamkan juga dengan mengubah kebiasaan jorok menjadi lebih bersih dan higienis.

***

Sebagai makhluk sosial, kita akan banyak berinteraksi dengan orang baru di kehidupan kita. Ini juga yang kita rasakan saat tinggal di Bali dimana banyak bertemu dengan bule/orang asing dengan sikap dan budaya yang berbeda.

Kita tidak bisa menampikkan bahwa ada banyak sisi positif dari para bule ini yang selangkah lebih maju dibandingkan kita. 

Sikap mandiri, peduli terhadap lingkungan, lebih ramah pada orang lain serta tidak pelit bisa jadi hal yang bisa kita ambil dari sikap Bule yang berwisata di Bali.

Harapannya dengan mempelajari serta meniru sisi positif dari sikap para bule tersebut, kita juga bisa menjadi sosok lebih baik kedepannya serta mampu menghilangkan sikap-sikap buruk yang selama ini ada di dalam diri.

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun