Tidak dipungkiri ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh Kemenpora serta Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) untuk membawa Pencak Silat di level olahraga Olimpiade sebagai ajang olahraga terbesar saat ini.
1. Promosi Pencak Silat Diluar Kawasan Asia
Jika pada Asian Games 2018, Pencak Silat berhasil menjadi Cabor yang dipertandingkan maka ini tandanya bela diri ini sudah dikenal di kawasan Asia. Terbukti pada peroleh medali Cabor Pencak Silat di Asian Games 2018 ada 9 negara penerima medali, diantaranya :
- Indonesia meraih 15 medali
- Vietnam meraih 12 medali
- Malaysia meraih 8 medali
- Thailand meraih 7 medali
- Singapura meraih 5 medali
- Filipina meraih 4 medali
- Laos meraih 3 medali
- Kirgistan meraih 2 medali
- Uzbekistan meraih 1 medali
- Iran meraih 1 medali
Ternyata salah satu syarat Cabor untuk bisa dipertandingkan dalam Olimpiade yaitu ada setidaknya 80 negara yang mengakui keberadaan Pencak Silat. Tentu ini bukanlah pekerjaan ringan dimana jika selama ini Pencak Silat baru dikenal oleh negara di kawasan Asean serta Asia maka Kemenpora bersama IPSI harus melebarkan promosi hingga ke kawasan lain seperti Eropa, Amerika, Afrika serta Oceania.
Pada Asian Games 2018, baru 16 negara yang mengirimkan delegasi pada Cabor Pencak Silat. Artinya pemerintah harus gencar mempromosikan setidaknya kepada 64 negara lainnya.Â
2. Memasukan Pencak Silat Sebagai Cabor Eksebisi Olimpiade
Cabor baru yang direncanakan untuk menjadi Cabor Olimpiade harus melalui olahraga uji atau eksebisi di Olimpiade sebelumnya. Olahraga uji ini awalnya diperkenalkan pada Olimpiade Musim Panas 2012 saat Swedia berencana memasukan Glima sebagai gulat lokal di Olimpiade.
Sebagai olahraga uji maka akan ada pertandingan kompetisi yang melibatkan atleh dari berbagai negara dan menentukan juara dari kompetisi. Namun pembedanya perolehan medali yang di dapat tidak akan dimasukan dalam klasemen resmi Olimpiade.
Disini panitia olimpiade akan melakukan evaluasi apakah Cabor yang direkomendasikan bisa memenuhi syarat untuk dimasukan pada Olimpiade berikutnya.
Contoh pada olahraga Bulu tangkis, ternyata olahraga ini baru resmi dipertandingkan pada Olimpiade 1992. Sebelumnya menjadi olahraga yang dipertandingkan untuk perebutan medali, bulutangkis telah melalui proses pertandingan eksebisi pada Olimpiade 1972 dan 1988.
Saat ini mulai banyak jenis olahraga baru yang bermunculan baik baru dari konsep permainan atau ada adaptasi/peluasan cabang olahraga yang sudah ada. Jika olahraga tersebut ingin dimasukan dalam olahraga resmi maka harus dilakukan olahraga eksebisi.Â