Jika Korea Selatan memiliki Taekwondo, Jepang memiliki Karate dan Judo, Cina memiliki Kungfu, Thailand memiliki Muay Thai maka Indonesia patut bangga karena memiliki Pecak Silat sebagai seni beladiri yang telah mendunia.
Seni bela diri saat ini tidak hanya sebagai teknik melindungi diri terhadap suatu ancaman namun juga menjadi salah satu ajang olahraga yang bisa memberikan prestasi tersendiri. Tidaklah heran jika banyak institusi pendidikan hingga yayasan yang memberikan pelatihan seni bela diri kepada generasi muda hingga dewasa.
Keponakan perempuan saya bahkan sengaja diikutkan pada ekstra bela diri di sekolah dan justru kegiatan ini membuat dia bisa berprestasi hingga tingkat nasional. Bahkan saat masuk SMA pun bisa diterima melalui jalur prestasi Non Akademik.
Sempat bertanya dalam hati, mungkin kah kelak Pencak Silat akan menjadi salah satu Cabang Olahraga (Cabor) yang akan dipertandingkan dalam Olimpiade?
Pertanyaan sederhana karena beberapa beladiri telah menjadi Cabor tetap di Olimpiade, sebut saja Karate, Taekwondo, Gulat, Tinju, Â atau Judo. Tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri seandainya Pencak Silat dapat menjadi Cabor di Olimpiade yang artinya beladiri Indonesia ini sudah diterima secara internasional.
Menguntip dari Kompas online, diketahui bahwa ternyata pemerintah Indonesia telah berambisi menjadi tuan rumah pada ajang Olimpiade pada 2032. Jika ini terwujud maka peluang Pencak Silat dapat terbuka lebar.Â
Salah satu cara yang telah dilakukan adalah yang dilakukan Zainudin Ali selaku Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dengan memperkenalkan pencak silat virtual dan membuka Indonesia Open International Virtual Pencak Silat Tournamet Jurus Tunggal dan Beregu pada 2020 lalu di Jakarta (Sumber Info Klik Disini).
Tidak hanya itu saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 lalu, Pencak Silat menjadi Cabor yang dipertandingkan bahkan mampu menjadi ladang medali bagi kontingen Indonesia.Â
Tercatat Indonesia meraih 15 medali dari Cabor Pencak Silat pada Asian Games 2018 dengan rincian 14 medali emas dan 1 medali perunggu. Sumbangan medali ini bahkan membuat Indonesia menjadi juara umum pada Asian Games 2018.
Tidak dipungkiri ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh Kemenpora serta Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) untuk membawa Pencak Silat di level olahraga Olimpiade sebagai ajang olahraga terbesar saat ini.
1. Promosi Pencak Silat Diluar Kawasan Asia
Jika pada Asian Games 2018, Pencak Silat berhasil menjadi Cabor yang dipertandingkan maka ini tandanya bela diri ini sudah dikenal di kawasan Asia. Terbukti pada peroleh medali Cabor Pencak Silat di Asian Games 2018 ada 9 negara penerima medali, diantaranya :
- Indonesia meraih 15 medali
- Vietnam meraih 12 medali
- Malaysia meraih 8 medali
- Thailand meraih 7 medali
- Singapura meraih 5 medali
- Filipina meraih 4 medali
- Laos meraih 3 medali
- Kirgistan meraih 2 medali
- Uzbekistan meraih 1 medali
- Iran meraih 1 medali
Ternyata salah satu syarat Cabor untuk bisa dipertandingkan dalam Olimpiade yaitu ada setidaknya 80 negara yang mengakui keberadaan Pencak Silat. Tentu ini bukanlah pekerjaan ringan dimana jika selama ini Pencak Silat baru dikenal oleh negara di kawasan Asean serta Asia maka Kemenpora bersama IPSI harus melebarkan promosi hingga ke kawasan lain seperti Eropa, Amerika, Afrika serta Oceania.
Pada Asian Games 2018, baru 16 negara yang mengirimkan delegasi pada Cabor Pencak Silat. Artinya pemerintah harus gencar mempromosikan setidaknya kepada 64 negara lainnya.Â
2. Memasukan Pencak Silat Sebagai Cabor Eksebisi Olimpiade
Cabor baru yang direncanakan untuk menjadi Cabor Olimpiade harus melalui olahraga uji atau eksebisi di Olimpiade sebelumnya. Olahraga uji ini awalnya diperkenalkan pada Olimpiade Musim Panas 2012 saat Swedia berencana memasukan Glima sebagai gulat lokal di Olimpiade.
Sebagai olahraga uji maka akan ada pertandingan kompetisi yang melibatkan atleh dari berbagai negara dan menentukan juara dari kompetisi. Namun pembedanya perolehan medali yang di dapat tidak akan dimasukan dalam klasemen resmi Olimpiade.
Disini panitia olimpiade akan melakukan evaluasi apakah Cabor yang direkomendasikan bisa memenuhi syarat untuk dimasukan pada Olimpiade berikutnya.
Contoh pada olahraga Bulu tangkis, ternyata olahraga ini baru resmi dipertandingkan pada Olimpiade 1992. Sebelumnya menjadi olahraga yang dipertandingkan untuk perebutan medali, bulutangkis telah melalui proses pertandingan eksebisi pada Olimpiade 1972 dan 1988.
Saat ini mulai banyak jenis olahraga baru yang bermunculan baik baru dari konsep permainan atau ada adaptasi/peluasan cabang olahraga yang sudah ada. Jika olahraga tersebut ingin dimasukan dalam olahraga resmi maka harus dilakukan olahraga eksebisi.Â
Tujuan agar panitia Olimpiade mengetahui potensi, tingkat kesebaran olahraga tersebut secara internasional serta pengembangan atlet dikemudian hari. Jangan sampai olahraga baru hanya dikuasi sebagian atlet dari negara tertentu atau tidak dikenal luas sehingga akan minim keikutsertaan peserta olimpiade di cabang tersebut.Â
Pencak silat dihadapkan pada tantangan ini. Menariknya Menpora berusaha mendaftarkan Pencak Silat sebagai olahraga eksebisi pada Olimpiade 2024 di Paris, Perancis (Sumber klik disini).Â
Jika ini berjalan sesuai rencana maka peluang Pencak Silat akan terbuka lebar. Ini akan menguntungkan karena Pencak Silat akan dikenal secara lebih luas dan dapat disejajarkan dengan cabang bela diri lainnya seperti Tinju, Taekwondo, Karate dan lainnya.Â
3. Pengenalan Teknik Pencak Silat Ke Negara Diluar Asean
Pencak Silat sejatinya sudah dikenal baik di kawasan Asia Tenggara (Asean) maupun di beberapa negara di Asia. Namun tentu ini tidak cukup.
Setidaknya pengenalan dan penciptaan atlet pencak silat perlu juga terjadi di benua lain diluar Asia. Tujuan agar memuluskan jalan Pencak Silat untuk dipromosikan dipertandingkan resmi di Olimpiade.Â
Tahun 2016 menjadi titik terang dimana sempat dilakukan pertandingan pencak silat internasional di Bali. Pada pertandingan ini setidaknya sudah ada 42 negara yang mengirimkan atletnya (Sumber klik disini).Â
Jika jumlah negara yang memiliki atlet pencak silat kian bertambah, ini akan memudahkan pemerintah Indonesia dalam mempromosikan cabang ini kepada panitia Olimpiade.Â
***
Sebagai warga Indonesia, ada keinginan bahwa ada Cabor asli Indonesia yang bisa dipertandingkan dalam Olimpiade.Â
Pencak Silat memiliki peluang besar mengingat bela diri ini sudah banyak peminat secara internasional dan pemerintah mulai serius mempromosikan secara lebih luas.Â
Berharap kelak pada Olimpiade 2024,Pencak Silat bisa masuk dalam daftar olahraga eksebisi dan pada Olimpiade 2028 bisa masuk sebagai olahraga resmi Olimpiade yang akan membuat Indonesia bangga dan bisa menyumbang banyak medali.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H