Recover Together, Recover Stronger
Tema besar pertemuan G20 dimana Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan besar ini menjelang akhir tahun nanti. Hal membanggakan ketika Indonesia selain menjadi tuan rumah juga menjadi presidensi G20 dari 2021 hingga 2022.
Saya kebetulan tinggal di Bali melihat sudah banyak spanduk, baliho hingga media promosi lainnya untuk menyambut pertemuan ini. Bahkan beberapa ruas jalan dan fasilitas publik di Bali pun kian dibenahi.Â
Sebagai orang awam, sempat muncul pertanyaan dalam hati. Seberapa besar manfaat Indonesia bergabung dalam G20? Apakah manfaat yang muncul bisa bersifat jangka panjang?Â
Sekilas saya mencoba mencari info detail terkait apa itu G20, latar belakang berdirinya forum ini dan apa agenda yang rutin dibahas?Â
G20 dianggap sebagai sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. Disini terdapat 20 anggota yang terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.
Situs kompas.com secara jelas menerangkan bahwa anggota yang tergabung dalam forum ini seakan menjadi representasi dari 85 persen perekonomian dunia, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, serta 60 persen populasi dunia (Sumber berita Klik Disini).Â
Sekilas saya menjadi bangga bahwa masuknya Indonesia sebagai anggota G20 menunjukan bahwa Indonesia memiliki peran penting terhadap ekonomi, politik hingga Sumber Daya Manusia (SDM) secara global.Â
Saya tertarik mencoba menganalisa sederhana tentang potensi Indonesia sebagai Presidensi G20 dalam memperkuat Ekonomi Inklusif jangka panjang.Â
Sebelumnya kita pahami dahulu apa itu ekonomi inklusif agar memudahkan kita dalam pemetaan masalah. Bappenas RI menyatakan bahwa ekonomi inklusif sebagai berikut :
"Sebuah pembangunan ekonomi yang diharapkan mampu menciptakan akses dan kesempatan yang luas bagi seluruh masyarakat secara berkeadilan, meningkatkan kesejahteraan, serta mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah (Sumber Klik Disini)"