Kendala kita memperkenalkan game VR kepada orang tua generasi X yang terlalu kuat dengan tradisi dan kepercayaan, sudah pasti akan menemukan banyak kendala.
Bisa jadi ketika mereka diajak bermain VR dengan genre penjelajahan menjadi seorang kriminal, horor mencari hantu, bermain tembak-tembakan. Hal yang dianggap menarik bagi generasi muda justru bisa dirasa berbeda.
Alih-alih ingin berbagi keseruan pada generasi X bisa berujung pada hal sebaliknya. Generasi X saat bermain VR hantu bisa saja berkata, "Apaan ini. Hantu itu tidak ada. Main ini itu bisa menyimpang dari agama."
Saat memainkan VR dengan aksi tembak-tembakan, bisa saja berpendapat mainan ini berbahaya. Bisa membuat kita jadi sosok kejam atau bahkan bisa jadi anggota teroris karena memainkan tembak-tembakan.Â
Perkembangan metaverse bisa tidak sejalan dengan tradisi dan keyakinan Generasi X khususnya Indonesia yang masih berpegang teguh pada agama dan norma masyarakat timur yang sopan, cinta damai dan agamis.Â
Generasi X Terlalu Realistis
Pada dunia metaverse, sudah bukan rahasia umum jika banyak tansaksi digital seperti membeli properti, barang dan hal lain yang bentuk fisik tidak kita rasakan.Â
Selain itu ada juga pembayaran mengunakan uang digital seperti Bitcoin, Dogecoin, dan masih banyak lain yang seakan susah diterima akal sehat bagi Generasi X.Â
Sebagai pekerja keras dan mandiri, Generasi X lebih suka sesuatu realistis dan menghindari resiko terhadap hal tidak pasti.