Saya teringat saat dulu tinggal di Cilegon dan sempat pindah di Kota Serang tahun 1995-1998. Saat itu wilayah ini masih tergabung dalam Jawa Barat dan belum memisahkan diri sebagai Provinsi Banten.
Ada keluh kesah yang terlontar di orang sekitar bahwa butuh waktu, tenaga dan biaya jika harus mengurus administrasi di Pemerintah Provinsi (Pemprov) di Bandung.Â
Saat itu pembangunan tol belum segencar dan sebaik saat ini. Butuh waktu hingga 10 jam lebih bahkan jika menggunakan transportasi umum seperti bus. Waktu yang dibutuhkan lebih lama karena bisa berpindah terminal.Â
Teman kuliah saya yang berasal dari Kalimantan Timur pun justru merasa senang ketika wilayah di Kalimantan Utara yang semula masuk dalam Kaltim menjadi provinsi tersendiri.Â
Dirinya menjelaskan contoh sederhana bahwa kabupaten/kota di Kaltim memiliki luas wilayah yang besar. Salah satunya Kabupaten Kutai Timur memiliki luas wilayah sekitar 35.748 kilometer persegi. Wilayah ini bahkan lebih luas dibandingkan Jawa Barat yang memiliki luas 35,378 km.
Artinya 1 kabupaten saja sudah setara 1 provinsi yang memiliki puluhan kabupaten/kota. Tentu ini akan menyulitkan kepala daerah dalam memeratakan pembangunan.Â
Ia merasakan wilayah yang terlalu justru membuat pembangunan di segala sektor menjadi tidak maksimal. Bahkan rentan terjadi ketimpangan sosial, pembangunan dan infrastruktur.
Kondisi yang kerap terjadi wilayah yang dekat ibu kota provinsi memiliki kondisi infrastruktur dan SDM lebih baik dibandingkan wilayah yang berada jauh atau di pinggir perbatasan.Â
Setidaknya melalui pemekaran pasti ada harapan yang ingin dicapai, seperti:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!