"Dok, ibu kejang-kejang dari tadi. Tolong dok" Suara Albert terdengar jelas seakan ia berdiri tepat di sampingku.
Aku merasa tanganku terasa dingin. Semakin dingin ketika ada yang berusaha menekan setiap pergelangan tangan.Â
"Sus, siapkan segera defribrilator"
Itu suara dokter Rudi, aku kenal suara itu. Dokter keluarga yang selama ini selalu jadi andalan ketika keluarga ku sakit. Mengapa dia ada disini? Ada apa denganku?Â
Mencoba mendengar dengan jelas, aku mendengar dokter Rudi mengatakan aku terkena sudden cardiac arrest.Â
"Oh tidak, mungkinkah aku tengah di rumah sakit?"
Inikah alasan mataku terasa gelap dan hanya mendengar suara-suara orang di sekitarku.
Sebenarnya tak ada satupun yang sadar dan tahu bahwa aku mampu mendengar apa yang mereka bicarakan. Keluargaku pun tak tahu tentang kelebihan ini yang membuatku berbeda dengan yang lain.Â
Aku mampu mendengar apa yang pikirkan dalam hati. Kelebihan yang seakan menutupi kekurangan ku yang terlahir sebagai sosok bisu.Â
Perlahan aku mencoba memastikan siapa saja yang ada di sekitarku.Â
Albert, anak pertamaku. Suaranya begitu terasa kuat. Sepertinya dia berada tepat di samping kiriku.