Bisa ditebak menjelang Galungan, harga buah dan sarana upacara akan meningkat tajam. Sudah lumrah nenek sering membeli jauh-jauh hari agar bisa menghemat biaya.Â
Saya personal salut dengan tradisi masyarakat Bali yang totalitas dalam menyambut upacara atau hari raya keagamaan. Menata Pajegan pun tidak bisa sembarangan. Ada pakem khusus agar Pajegan bisa terlihat indah.Â
Hal kocak yang masih ku ingat, nanti saat upacara selesai. Saya akan berebutan dengan saudara sepupu mengincar buah favorit. Biasanya yang paling diincar adalah apel, manggis dan anggur. Tentu ada rasa kesal jika buah ini gagal didapat.Â
Saat Galungan tiba, saya yang masih kecil sering diajak ke Pura keluarga. Namanya masih bocah, saya menurut saja ajak nenek.Â
Ada rasa senang ketika menggunakan pakaian adat bali. Kemeja putih, bawahan menggunakan kamen dan dilapisi kain kuning, menggunakan udeng di kepala. Saya merasa tingkat ketampanan diri meningkat jika menggunakan pakaian Bali.Â
Bagi yang perempuan akan menggunakan kebaya, kain kamen, aksesoris diri dan rambut disanggul sederhana. Disaat inilah para "bidadari" gadis bali lengkap dengan busana upacara sembahyang di pura.Â
Mengingat Galungan merupakan hari raya besar, keluarga di daerah perantauan akan rela balik ke kampung halaman untuk sembahyang dan kumpul bersama.Â
Disini menjadi momen spesial melihat dan menyapa keluarga besar. Bercengkrama dan bermain dengan saudara yang seumuran.Â
Selepas upacara, saya dan saudara sepupu biasanya rebutan mencari Sari. Sari ini umumnya berupa uang serta cemilan yang diletakkan di atas canang sebagai sarana upacara. Lumayan untuk tambahan uang jajan saat Galungan
Di momen ini supermarket akan mulai dipenuhi oleh pengunjung khususnya keluarga yang mengajak anak kecil. Saya sering bersama sepupu berjalan kaki ke supermarket atau mall terdekat untuk belanja.Â