Ada beberapa kali pengalaman buruk dimana saya pernah mengalami diare bahkan disentri karena mengkonsumsi makanan yang tidak higienis. Sebagai anak perantau, patokan saya adalah senang jika mendapatkan warung makan yang murah meski higienitas makanan kurang menyakinkan.
Pengalaman saya ini justru juga dialami oleh banyak teman-teman cowok di saat kuliah. Bahkan ada yang sampai membutuhkan perawatan khusus karena terkena diare ataupun tipes.
Sering saya melihat warung makan yang mencuci alat makan dengan air aliran sungai yang kotor atau tidak mengalir. Area dapur yang jorok, pengambilan makanan menggunakan tangan yang kotor dan sebagainya.
Dengan memasak sendiri, kita bisa menjaga higienitas menu makanan. Kita bisa memilih bahan makanan yang masih segar, menjaga kebersihan diri sebelum memasak hingga memastikan menu makanan layak dan aman dikonsumsi.
# Karir Masa Depan
Teman saya dulu sempat berujar alasan dirinya memperdalam teknik memasak adalah karena ingin mengikuti ajang MasterChef Indonesia. Sudah rahasia umum jika ajang ini sangat bergengsi karena akan mengukur pemahaman dan teknik memasak dari berbagai peserta yang lolos seleksi.
Ternyata peserta ajang kompetisi memasak justru banyak diikuti oleh cowok atau kaum pria. Ini tanda bahwa masyarakat mulai memahami bahwa memasak itu penting dan bisa menunjang karir di masa depan.
Hal fantastis adalah ternyata jumlah Chef profesional pria justru lebih banyak dibandingkan wanita. Ini dikarenakan cowok memiliki konsistensi lebih baik mengingat cewek akan mengalami masa menstruasi dimana hal ini kerap mempengaruhi mood mereka dalam beraktivitas.
Di Indonesia ada banyak chef cowok yang terkenal dan memiliki teknik memasak yang diakui seperti Chef Juna, Chef Arnold yang keduanya juga menjadi juri MasterChef Indonesia. Selain itu ada juga Chef Bara, Chef Degan, Chef Billy dan masih banyak lainnya dimana mereka sudah memiliki program acara khusus atau juga memiliki usaha restoran.