Jangan Melakukan Inisiatif Pekerjaan Diluar Jobdesc
Sebenarnya ada karyawan yang memiliki karakter yang suka berinisiatif melakukan pekerjaan diluar jobdesc. Biasanya untuk menambah pemahaman/skill di dunia kerja hingga tujuan mencari muka di depan atasan. Hal yang patut disadari adalah tindakan ini bisa menciptakan risiko tak terduga di kemudian hari.
Contoh ada staf sales/marketing yang berinisiatif membantu bagian purchasing untuk membeli kebutuhan kantor. Pertimbangan karena dirinya bekerja di lapangan maka bisa sekalian membantu jika ada keperluan yang butuh dicari/dibeli. Padahal niat baik belum tentu selalu menghasilkan hal baik.
Ketika terjadi kekeliruan pembelian barang baik harga, spesifikasi produk, hingga kualitas produk maka sudah pasti orang yang membeli menjadi tumbal dalam masalah ini. Apesnya team purchasing bisa langsung menyalahkan staf sales tersebut karena telah keliru dan merugikan perusahaan.
Saran saya: jangan terlalu berinisiatif melakukan pekerjaan yang bukan menjadi jobdesc atau kerjaan inti. Jika diberikan tugas tambahan yang memiliki risiko tinggi, sebaiknya tolak dengan halus dan kasih pengertian dengan detail. Lebih baik menolak sesuatu yang bukan bidang kita daripada harus menanggung risiko atas kekeliruan yang tidak sengaja kita lakukan.
 Back-up Keputusan dengan Persetujuan Atasan
Pada perusahaan dengan manajemen baik biasanya setiap keputusan harus diketahui oleh beberapa pihak seperti setingkat supervisor, manager hingga direktur. Tujuannya agar setiap kebijakan atau keputusan sudah sesuai dengan tugas, SOP hingga tidak bertentangan dengan aturan perusahaan.
Namun ada perusahaan yang memberikan wewenang kepada karyawan level staf untuk membuat keputusan sendiri terkait kerjaan. Jika berada pada posisi ini alangkah baiknya tetap melibatkan atasan dalam pengambilan keputusan.
Selain itu jangan lupa setiap keputusan harus dituangkan dalam berita acara atau surat tertentu yang membutuhkan persetujuan hitam diatas putih (tanda tangan) atasan.
Mengapa?