Petaka baru seperti anak menjadi sedih berlarut-larut, menyalahkan takdir, stres hingga depresi.Â
Menguntip salah satu portal berita menginfokan bahwa di Jepang, angka bunuh diri yang dilakukan pelajar naik drastis di tahun 2020.Â
Tercatat terdapat 777 kasus pelajar bunuh diri di negara ini. Beberapa motif dikarenakan depresi, gangguan kesehatan mental, dan tertekan dengan masa depan hingga kecewa terhadap turunnya prestasi akademis (Sumber Klik Disini).Â
Kondisi ini bisa dicegah seandainya si anak diajarkan berbagai rencana atau planning hidup. Jika Plan A gagal maka si anak sudah menyiapkan Plan B, C dan seterusnya.Â
Misalkan si anak gagal diterima di Kampus A, si anak masih bisa mewujudkan mimpi di kampus B, C atau bahkan bekerja dulu sebelum mencoba lagi tahun depan.Â
Cara ini membuat anak merasa bahwa masih banyak jalan menuju kesuksesan. Kadang dengan kegagalan di Plan A justru membuka peluang kita meraih kesuksesan dari pintu lain.Â
# Membantu Kesiapan Anak
Ada peran yang terlihat sederhana namun berarti besar pada anak. Salah satunya membantu kesiapan anak.Â
Kadang anak terlalu sibuk mempersiapkan diri seperti belajar, berlatih dan sebagainya. Namun mereka melupakan hal kecil yang justru berdampak besar.Â
Saya salut pada orang tua yang menjadi penyelamat kecil bagi si anak seperti pagi sudah menyiapkan sarapan agar si anak tidak kelaparan saat ikut tes, menyiapkan alat tulis atau memastikan ulang perlengkapan ujian anak agar tidak ada yang terlupa, menyiapkan pakaian si anak.Â