Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Paska Toilet SPBU Gratis, Apakah Pelayanan Tetap Prima?

20 Mei 2022   20:09 Diperbarui: 20 Mei 2022   20:15 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Toilet Yang Bersih Serta Memberikan Rasa Nyaman | Sumber Bizlaw.id

Saya seringkali ketika bepergian jauh sering tiba-tiba ingin buang air kecil/besar. Ada rasa tidak nyaman ketika menahan panggilan alam seperti ini. 

Balik ke rumah sangat tidak memungkinkan karena jarak lumayan jauh. Pergi ke SPBU terdekat kerap menjadi pilihan yang saya ambil. Bisa jadi ini juga kerap dilakukan oleh sobat Kompasianer jika berada di posisi kebelet pipis atau buang air besar. 

Alasan sederhana selain untuk mengisi bahan bakar, SPBU juga menyediakan fasilitas tambahan seperti mushola, toilet, minimarket, bengkel service dan sebagainya. 

Dulu saya ingat ketika selesai menggunakan fasilitas toilet di SPBU, akan ada petugas standby di pintu akses untuk menagih biaya.

Misalkan biaya untuk kencing Rp. 2.000, Buang Air Besar (BAB) Rp. 3.000, Mandi sekitar Rp. 5.000. Harga mungkin bisa berbeda antara SPBU satu dengan lainnya. 

Bila tidak ada petugas penjaga, biasanya disediakan kotak khusus untuk tempat pengunjung memberikan donasi/biaya seikhlasnya. 

Artinya penggunaan fasilitas seperti Toilet SPBU memang ada biaya khusus yang perlu dibayar. 

Kondisi Toilet Yang Bersih Serta Memberikan Rasa Nyaman | Sumber Bizlaw.id
Kondisi Toilet Yang Bersih Serta Memberikan Rasa Nyaman | Sumber Bizlaw.id

Saya akui menggunakan fasilitas toilet berbayar membuat ada rasa kenyamanan tersendiri. Toilet umumnya bersih, kondisi sarana dan prasarana tergolong baik. 

Bahkan saya sering menemukan petugas khusus yang selalu membersihkan toilet yang baru digunakan. Artinya petugas ingin memastikan toilet layak digunakan oleh pengunjung. 

Petugas Penjaga Toilet | Sumber Motoplus Online
Petugas Penjaga Toilet | Sumber Motoplus Online

Penerapan biaya ini dianggap untuk menutupi biaya operasional atau biaya lain seperti gaji petugas kebersihan, bayar air/listrik, perawatan fasilitas toilet, kebersihan dan sebagainya. 

November 2021 menjadi momen baru dimana saat itu Menteri BUMN, Bapak Erick Thohir melakukan sidak khususnya fasilitas SPBU. Bagi beliau toilet merupakan fasilitas umun sehingga seharusnya digratiskan bagi pengguna. 

Sejak saat itu muncul pemberitahuan bahwa toilet di SPBU di gratiskan. Tentu kebijakan ini disambut Pro dan Kontra. 

Bagi pihak Pro, masyarakat bisa menggunakan fasilitas toilet SPBU tanpa harus dibebani biaya/tarif khusus. Seringkali saat ingin menggunakan toilet, ternyata kita tidak memiliki uang kecil untuk membayar fasilitas toilet atau bahkan tidak memiliki uang sama sekali sehingga harus kuat menahan rasa kebelet hingga ke lokasi tujuan. 

Bagi pihak kontra. Penggratisan fasilitas toilet SPBU dikhawatirkan akan mengurangi kenyamanan, kebersihan dan hal-hal lain yang selama ini bisa terjaga baik. Bisa jadi tidak ada petugas khusus yang siap sedia membersihkan toilet setelah digunakan. 

Pertanyaan sederhana kini muncul, setelah Toilet SPBU Digratiskan apakah mengurangi kenyamanan yang diberikan?

Saya personal memiliki pertanyaan ini dalam hati. Selama ini saya merasa nyaman menggunakan fasilitad toilet di SPBU. Bersih, wangi, dan kondisi toilet nyaman digunakan. 

Menemukan jawaban atas pertanyaan sederhana ini, saya sering sengaja menggunakan fasilitas toilet saat pergi ke SPBU meski hanya sekedar buang air kecil atau sekedar mengecek fasilitas toilet. 

Setelah mencoba mengatasi lebih dari 10 toilet SPBU di sekitar daerah saya. Jujur, ada penurunan nilai terkait kelayakan toilet ini. 

Jika dulu saya memberi range nilai 7-9 untuk toilet SPBU kini turun hingga 4-7 saja. Setidaknya ini setelah melihat kondisi toilet yang saya datangi. 

Mengapa ada penurunan nilai?

Penurunan nilai ini dikarenakan faktor kebersihan serta kondisi sarana dan prasarana. Saya pernah masuk ke toilet pria, kondisi Urinoir (media untuk buang air kecil kondisi berdiri yang umumnya ada di toilet pria) sangat memprihatinkan. 

Banyak Urinoir yang tidak berfungsi sepertinya tidak keluar air pembersih. Kondisi ini ditambah warna Urinoir berubah menjadi kuning atau coklat. Tidak jarang ada aroma kurang sedap yang disebabkan Urinoir jarang disiram saat digunakan. 

Ilustrasi Kondisi Urinoir Kotor dan Rusak | Sumber Nabire.net
Ilustrasi Kondisi Urinoir Kotor dan Rusak | Sumber Nabire.net

Hal sedih yang pernah saya alami, kondisi WC yang mampet bahkan masih ada kotoran yang belum disiram sempurna. Bayangkan jika awalnya kita sudah kebelet untuk pipis atau buang hajat melihat kondisi toilet ini. 

Alhasil tanpa diduga rasa kebelet itu bisa hilang seketika atau kita memilih untuk ditahan saja. 

Tidak hanya itu, beberapa toilet SPBU yang saya datangi cukup memprihatinkan dari sisi sarana dan prasarana. Pintu toilet ada yang jebol, berlubang atau tidak ada kunci penutup. 

Saya membayangkan pengguna akan merasa tidak nyaman serta was-was jika menggunakan fasilitas toilet ini. Rasa kenyamanan yang dulu sempat dirasakan berubah seketika. 

Dalam hati berharap tidak ada pengunjung lain yang datang dan membuka pintu toilet yang tengah kita gunakan. Pasti akan ada rasa canggung jika merasakan momen seperti ini dimana pintu toilet rusak saat digunakan. 

Mengapa bisa terjadi penurunan kualitas dan tingkat kenyamanan ini? 

Saya mencoba mendewasakan diri dalam menyikapi kondisi ini. Dulu saat toilet masih berbayar, manajemen SPBU bisa merekrut petugas khusus untuk membersihkan dan merawat fasilitas. 

Manajemen tidak terlalu dibebankan terkait masalah gaji petugas, biaya perawatan, listrik dan air karena bisa tertutupi dari biaya yang dibayarkan pengguna. 

Ketika toilet digratiskan dan manajemen tengah menekan biaya pengeluaran. Wajar jika manajemen memilih tidak mempekerjakan petugas khusus lagi untuk mengawasi toilet. 

Prinsip dasar, Ada Harga Ada Fasilitas. Ketika dulu kita bayar maka fasilitas dan kenyamanan pasti akan dijaga. Disaat kini gratis, pengunjung harus ikhlas menggunakan toilet dengan kondisi apa adanya. Pengunjung tidak memiliki kewenangan protes karena fasilitas ini adalah Gratis. 

Masalah lain munculnya kondisi ini adalah karakter pengguna toilet. Jika dulu ada petugas yang berjaga, kita sebagai pengguna pasti berusaha ikut menjaga kebersihan dan fasilitas. 

Bahkan ada yang meminta pengguna untuk melepaskan alas kaki sebelum masuk ke toilet. Tujuan agar kebersihan toilet tetap terjaga. 

Kini ketika tidak ada petugas berjaga, banyak dari kita yang akhirnya cuek. Alas kaki kotor digunakan masuk ke toilet sehingga lantai ikut kotor. Setelah menggunakan toilet tidak disiram dengan bersih dan ada yang kasar menggunakan fasilitas toilet sehingga menjadi rusak. 

Saya pernah melihat pengguna toilet yang membuka/menutup pintu dengan kasar sehingga engsel pintu patah. Alhasil pintu toilet menjadi rusak. 

Kembali lagi ketika manajemen SPBU berusaha menekan cost ditambah tidak adanya pemasukan tambahan membuat petugas hanya memperbaiki seadanya dan tidak secara intens membersihkan toilet yang sudah digunakan. 

***

Setiap kebijakan pasti ada sisi plus dan minus. Ini juga berlaku pada kebijakan penggratisan fasilitas toilet di SPBU. 

Dulu saya masih nyaman menggunakan toilet SPBU jika tengah kebelet untuk BAK/BAB. Bahkan terlalu nyamannya saya bisa cukup lama di toilet. 

Kini setelah menggunakan fasilitas beberapa toilet SPBU yang saya kunjungi paska di gratiskan. Rasanya rasa kenyamanan dimasa lalu memudar. 

Banyak toilet yang tidak terawat dan membuat saya memilih menahan rasa kebelet dibandingkan menggunakan fasilitas yang ada. 

Entah kenapa dalam hati saya tidak masalah bayar tapi saya nyaman menggunakan fasilitas. Apalagi di situasi tengah kebelet dan ingin segera dikeluarkan di toilet. 

Apakah pengalaman ini juga dirasakan oleh sobat Kompasianer lainnya? Berharap bisa sharing pengalaman juga di kolom komentar. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun