Terdapat 3 babak utama dalam tari ini.Â
Babak pertama mengisahkan keinginan Dewi Sinta untuk menangkap seekor kijang emas. Rama pun memenuhi pernintaan tersebut dan mulai mengejar kijang tersebut. Diluar dugaan muncul suara teriakan.Â
Laksamana, adik Rama yang bertugas menjaga Sinta diminta untuk mendatangi sumber suara. Kekhawatiran bahwa Rama mengalami musibah saat mengejar Kijang Emas. Sebelum Laksmana pergi meninggalkan Sinta, dirinya membuat pagar suci yang tidak bisa ditembus oleh orang yang berniat jahat.Â
Babak Kedua mengisahkan kehadiran Rahwana yang berniat menculik Sinta. Namun adanya pagar suci membuat dirinya tidak bisa mendekati Sinta. Alhasil dirinya menyamar sebagai pendeta tua yang meminta bantuan.Â
Sinta yang merasa belas kasihan justru tertipu hingga keluar dari pagar suci. Kondisi ini membuat Rahwana berhasil menculik Sinta dan membawanya ke Alengka.Â
Ditengah jalan, muncul sosok Garuda yang hendak menyelamatkan Sinta. Namun kekuatan Rahwana yang kuat berhasil mengalahkan si Garuda.Â
Babak Ketiga mengisahkan perjuangan Rama, Laksamana dibantu pasukan Kera yang dipimpin Sugriwa dan Hanoman merusak Alengka serta mengalahkan Rahwana. Akhirnya Dewi Sinta pun berhasil bertemu kembali dengan Sri Rama. Kisah pun berakhir.Â
Secara umum saya menikmati pertunjukan ini dimulai saat 30 laki-laki pengiring penari mulai memasuki area panggung. Dengan aba-aba tertentu mereka mulai melakukan gerakan dan suara khusus.Â
Kemunculan penari utama yaitu Rama, Sinta, Laksamana, Hanoman, Rahwana, Sugriwa maupun Garuda membuat saya mengetahui secara visual kisah Ramayana.Â
Hal menarik justru Hanoman menjadi sosok favorit dalam sendratari ini. Kemunculan secara tiba-tiba dengan menaiki tembok panggung hingga berdiri di atas tembok dengan latar matahari terbenam membuat saya bersemangat mendokumentasikan.Â