Saya pernah membayangkan seandainya kelak Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa internasional populer di dunia atau setidaknya di level regional seperti ASEAN. Tentu jika terwujud akan ada rasa kebanggaan tersendiri.
Harapan saya ini ternyata juga sejalan dengan impian dari Nadiem Makarin selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) saat ini. Melalui salah satu portal berita, Pak Nadiem mengatakan bahwa pengajuan usulan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi ASEAN akan dikedepankan.
Tentu upaya ini mengantisipasi niat dari negara tetangga kita, Malaysia yang bermaksud memperkuat Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar sekaligus Bahasa Resmi ASEAN (Info detail klik di sini).Â
Kan Bahasa Melayu gak jauh beda dengan Bahasa Indonesia?
Mungkin ada yang memiliki pemikiran seperti di atas. Nyatanya ada pembeda khusus Bahasa Melayu dengan Bahasa Indonesia. Mirip istilah serupa tapi tak sama.
Tidak dipungkiri bahwa kemunculan Bahasa Indonesia banyak berpengaruh dari Bahasa Melayu sehingga dianggap sebagai Bahasa Melayu Modern. Namun seiring waktu Bahasa Indonesia juga mengalami penyerapan kata atau istilah dari daerah lain, bahasa inggris, Belanda, Arab dan beberapa bahasa lainnya. Inilah yang membuat kosakata Bahasa Indonesia lebih kompleks dan beragam dibandingkan Bahasa Melayu.
Disisi lain perbandingan jumlah penutur kedua bahasa pun cukup jauh. Menurut catatan riset Etnolog pada 2021 menjelaskan bahwa penutur Bahasa Indonesia sebesar 199 juta penutur sedangkan Bahasa Melayu berkisar 19 juta penutur (Sumber klik di sini).
Tingginya jumlah penutur Bahasa Indonesia tidak terlepas dari hasil Kongres Pemuda 2 pada 28 Oktober 1928 yang menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Tidak hanya itu Bahasa Indonesia juga diajarkan di negara lain dimana setidaknya terdapat 47 negara yang menyediakan lembaga bahasa yang mengajarkan Bahasa Indonesia.
Apa Keuntungan Jika Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Resmi ASEAN?
Tentu akan banyak dampak positif atau keuntungan bagi kita seandainya Bahasa Indonesia bisa menjadi Bahasa Resmi ASEAN. Apa saja itu?
1. Peluang Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional Kian Terbuka
Kita patut bangga mengetahui Bahasa Indonesia diajarkan di 47 negara. Jika Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN maka tentu berpeluang penggunaan Bahasa Indonesia kian luas di luar ASEAN.Â
Ini tidak terlepas karena banyaknya kerja sama internasional dari negara Non ASEAN dengan negara ASEAN. Selain menggunakan Bahasa Inggris tentu menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi sehari-hari serta bisnis akan menjadi lebih kuat.
Posisi Bahasa Indonesia pun akan kuat di dunia internasional karena ketertarikan orang belajar serta menguasai Bahasa Indonesia kian meningkat. Ini seperti Bahasa Jepang, Bahasa Korea Selatan, Bahasa Jerman, atau Bahasa Portugis yang bukan bahasa resmi PBB namun banyak peminat yang ingin mempelajari bahasa tersebut.
Seandainya banyak negara yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi sehari-hari maka tidak menutup kemungkinan kelak pemerintah bisa mengajukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di level lebih tinggi yaitu PBB.
2. Memungkinkan Terjadinya Indonesian Wave
Indonesian Wave atau gelombang Masyarakat Indonesia semacam istilah populer yang menjelaskan adanya penyebaran budaya populer suatu negara secara global. Istilah ini kian populer ketika budaya Korea Selatan (Korean Wave) serta budaya Jepang (Japan Wave) digandrungi khususnya para remaja di banyak negara termasuk di Indonesia.
Saya teringat dengan keluh kesah masyarakat di Malaysia yang meluapkan kegundahan karena anak hingga remaja di negaranya mulai fasih berbahasa Indonesia. Usut punya usut, budaya Indonesia mulai kuat mengakar di Malaysia karena pengaruh konten Youtube yang dihasilkan Youtuber Indonesia, Sinetron hingga media lain.
Ini menunjukan Indonesian Wave mulai menyebar di negara-negara tetangga kita. Bahkan Dangdut sebagai genre lagu khas Indonesia juga mulai diminati oleh masyarakat di Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam hingga Filipina. Melalui salah satu ajang kontes dangdut di salah satu TV nasional, budaya ini begitu cepat menyebar ke negara lain.
Tidak menutup kemungkinan, budaya Indonesia lainnya pun akan turut menyebar secara cepat jika ada penunjukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN. Bahkan ada beberapa negara seperti Jepang, Australia, Korea Selatan, dan Vietnam yang rutin melakukan pertukaran budaya dengan pemerintah Indonesia.
3. Lapangan Pekerjaan Kian Terbuka Luas
Mungkin ada di antara kita yang merasa takut bekerja di perusahaan asing atau luar negeri karena keterbatasan bahasa asing. Jika Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN maka peluang untuk berkarir di luar negeri semakin terbuka.
Bisa jadi kemudian hari generasi kita bisa bekerja di Singapura, Malaysia, Brunei atau negara lain dan mereka tidak memiliki kendala dari sisi bahasa karena masyarakat ASEAN sudah familiar dengan Bahasa Indonesia.
Selain itu tentu akan ada lowongan pekerjaan sebagai pengajar Bahasa Indonesia di luar negeri. Beberapa tahun belakangan ini kedutaan besar Indonesia di luar negeri banyak menawarkan pekerjaan sebagai pengajar Bahasa Indonesia kepada warga asing. Tujuan agar memudahkan warga negara asing belajar dan mendalami bahasa secara langsung dari native speaker.
4. Pariwisata Akan Meningkat
Suatu keuntungan tersendiri jika budaya dan Bahasa Indonesia sudah dikenal luas secara internasional. Ini akan muncul ketertarikan WNA untuk datang berkunjung ke Indonesia.
Tidak perlu jauh mengambil sampel. Banyak teman saya yang mengambil jurusan Bahasa Jepang saat kuliah justru mereka termotivasi untuk pergi ke Jepang. Selain menguji kemampuan bahasa, mereka juga ingin berwisata dan mengenal budaya Jepang secara langsung.
Ini pun akan terjadi pada WNA yang belajar Bahasa Indonesia. Saya pernah menonton Youtuber asal Korea Selatan yang belajar Bahasa Indonesia di kampus. Dirinya sebenarnya belum pernah ke Indonesia namun semenjak mengambil studi Bahasa Indonesia, dirinya termotivasi datang dan berwisata ke negara lain. Alhasil dirinya kini berhasil mewujudkan impiannya tersebut.
Pariwisata tanah air tentu ikut terdampak dari kondisi ini. Masyarakat internasional akan mencari tahu lebih dalam baik budaya, tradisi hingga pariwisata menarik di Indonesia. Secara perlahan, pariwisata Indonesia kian populer dan menggungguli beberapa negara tetangga kita.
***
Ada rasa kebanggaan tersendiri seandainya Lembaga ASEAN menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi atau pengantar. Selain memperkuat posisi Indonesia di kawasan regional, masyarakat internasional pun kian mengenal dan mencari tahu tentang negara Indonesia.
Di atas hanyalah gambaran umum keuntungan yang bisa kita terima seandainya Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi atau pengantar di ASEAN. Keuntungan dari sisi penyebaran budaya, ekonomi, perkuat pariwisata hingga memperluas lowongan pekerjaan. Kita patut bangga dimana Bahasa Indonesia masuk sebagai list bahasa dengan penutur terbanyak di dunia.Â
Tentu dengan kian banyaknya warga asing belajar Bahasa Indonesia mungkin bisa dipertimbangkan menjadikan Bahasa Indonesia direferensikan sebagai Bahasa Resmi di Level PBB.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H