Ini menunjukan Indonesian Wave mulai menyebar di negara-negara tetangga kita. Bahkan Dangdut sebagai genre lagu khas Indonesia juga mulai diminati oleh masyarakat di Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam hingga Filipina. Melalui salah satu ajang kontes dangdut di salah satu TV nasional, budaya ini begitu cepat menyebar ke negara lain.
Tidak menutup kemungkinan, budaya Indonesia lainnya pun akan turut menyebar secara cepat jika ada penunjukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN. Bahkan ada beberapa negara seperti Jepang, Australia, Korea Selatan, dan Vietnam yang rutin melakukan pertukaran budaya dengan pemerintah Indonesia.
3. Lapangan Pekerjaan Kian Terbuka Luas
Mungkin ada di antara kita yang merasa takut bekerja di perusahaan asing atau luar negeri karena keterbatasan bahasa asing. Jika Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN maka peluang untuk berkarir di luar negeri semakin terbuka.
Bisa jadi kemudian hari generasi kita bisa bekerja di Singapura, Malaysia, Brunei atau negara lain dan mereka tidak memiliki kendala dari sisi bahasa karena masyarakat ASEAN sudah familiar dengan Bahasa Indonesia.
Selain itu tentu akan ada lowongan pekerjaan sebagai pengajar Bahasa Indonesia di luar negeri. Beberapa tahun belakangan ini kedutaan besar Indonesia di luar negeri banyak menawarkan pekerjaan sebagai pengajar Bahasa Indonesia kepada warga asing. Tujuan agar memudahkan warga negara asing belajar dan mendalami bahasa secara langsung dari native speaker.
4. Pariwisata Akan Meningkat
Suatu keuntungan tersendiri jika budaya dan Bahasa Indonesia sudah dikenal luas secara internasional. Ini akan muncul ketertarikan WNA untuk datang berkunjung ke Indonesia.
Tidak perlu jauh mengambil sampel. Banyak teman saya yang mengambil jurusan Bahasa Jepang saat kuliah justru mereka termotivasi untuk pergi ke Jepang. Selain menguji kemampuan bahasa, mereka juga ingin berwisata dan mengenal budaya Jepang secara langsung.