Lebaran Idul Fitri tinggal menghitung hari. Para perantau sudah mulai berancang-ancang mempersiapkan diri untuk mudik ke kampung halaman.Â
Bagi kaum perantau, acara mudik begitu ditunggu karena menjadi momen melepas rindu dengan keluarga besar di daerah asal.Â
Uniknya saat menjelang lebaran muncul fenomena ketakutan dan kekhawatiran dari kalangan majikan yang stres ketika Asisten Rumah Tangga (ART) mengajukan cuti mudik.Â
Kekhawatiran terbesar dikarenakan para majikan harus bisa mengurusi segala hal yang selama ini dikerjakan oleh ART seperti menjaga buah hati, memasak, membersihkan rumah hingga merawat hewan peliharaan.
Tidak semua majikan mampu mengerjakan pekerjaan ini karena terbiasa hidup nyaman dibantu dan dilayani oleh ART.Â
Ini pun sempat terjadi oleh teman kantor yang notabane-nya adalah Ibu Rumah Tangga sekaligus wanita karier. Dirinya bercerita selalu ketar-ketir jika ART sudah berniat mengajukan cuti.Â
Baginya mengurus rumah bukan lah pekerjaan ringan apalagi harus mengurus anak yang masih kecil dan dikenal aktif. Baginya ART memiliki peran penting di keluarganya. Namun apa daya dirinya tidak berhak melarang hak cuti serta keinginan ART untuk kumpul bersama keluarga besar saat lebaran.Â
Saya yakin kisah ini juga dialami oleh sebagian dari pembaca Kompasiana. Saya sempat sharing dengan teman saya ini berbagi informasi apakah ada cara khusus mengatasi kondisi ini.Â
Setidaknya berikut hal yang mungkin bisa jadi pertimbangan jika berada di kondisi ini.Â
Terapkan Keberagaman
Jika memiliki finansial bagus dan membutuhkan beberapa ART untuk membantu segala aktivitas di rumah. Tidak ada salahnya memilih latar ART yang beragam.Â
Misalkan dibutuhakan 3 ART di rumah. Mungkin bisa memiliki latar agama berbeda seperti ada yg Islam kemudian Kristen, Hindu atau Budha.Â
Teman saya pun menerapkan hal sama. Ada ART yang beragama Islam dan Kristen yang membantunya merawat anak serta membantu pekerjaan rumah. Sudah ada kesepakatan di awal jika cuti mudik hanya diberikan saat Hari Raya Besar bagi yang merayakan seperti Idul Fitri atau Natal.Â
Di sini ketika ART yang beragama Islam hendak ijin mudik lebaran. Dirinya tidak terlalu panik karena setidaknya masih 1 ART yang membantunya di rumah. Begitupun sebaliknya ketika Natal.Â
Cara ini juga memiliki sisi baik yaitu menerapkan keberagaman dan toleransi di lingkungan yang sama. Anak mengerti bahwa Indonesia itu majemuk dan pentingnya bertoleransi dengan orang lain yang berbeda keyakinan.Â
Pembagian Tugas Keluarga
Seandainya satu-satunya ART harus mudik saat lebaran dan dirasa kita tidak bisa meng-handle kerjaan rumah seorang diri. Alangkah baiknya mulai dilakukan diskusi internal keluarga untuk pembagian tugas.Â
Misalkan Ayah bertugas membersihkan kebun dan membeli kebutuah rumah tangga, ibu bertugas mencuci dan memasak. Anak perempuan bertugas menyetrika dan mencuci piring. Anak laki-laki bertugas menyapu serta mengepel.Â
Ibarat pepatah ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Pekerjaan rumah tangga yang banyak akan terasa ringan jika dibagi dengan anggota keluarga sesuai porsinya masing-masing.Â
Disini komunikasi serta kerja sama antara anggota keluarga akan terjalin. Tentu dengan pembagian tugas ini, cuti mudik ART bukanlah masalah besar karena kerjaan bisa diselesaikan bersama-sama dengan anggota keluarga.Â
Manfaatkan Jasa ART Musiman/Infal
Jangan salah bahwa masa lebaran ini justru banyak orang yang menyediakan jasa ART musiman yaitu hanya bekerja dalam waktu tertentu. Biasanya disesuaikan dengan masa cuti ART kita. Biasanya kegiatan ini disebut ART Infal atau sementara waktu.Â
Banyak lembaga penyalur yang menyediakan ART infal. Jika beruntung, kita bisa menawarkan ke kenalan atau sosial media seperti Facebook untuk mencari ART Infal.
Tidak dipungkiri bayaran ART ini agak lebih mahal dimana bisa 2-3 kali gaji harian ART umumnya. Misalkan jika gaji ART jika dihutunh harian Rp.60.000-Rp. 100.000/ perhari. ART Infal atau musiman ini sekitar Rp. 150.000-250.000/hari.
Masalah gaji ini kembali lagi ke urusan personal. Soalnya ART Infal ini sengaja tidak mudik untuk membantu majikan tertentu yang membutuhkan jasa mereka. Selain itu banyak majikan yang tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah serta mengasuh anak.
Bagi mereka mengeluarkan uang ekstra lebih baik dibandingkan rumah menjadi terbengkalai dan anak tidak ada yang menjaga.Â
Pilihan Staycation
Ini adalah alternatif yang bisa dilakukan agar menciptakan suasana lain selama libur lebaran. Kadang ada majikan non muslim yang memilih melakukan staycation selama ART mudik.Â
Alasan simple selain untuk liburan bersama keluarga. Fasilitas yang diberikan hotel membantu keluarga tidak perlu dipusingkan dalam hal sepele.Â
Banyak hotel atau resort yang menyediakan paket sarapan, ada resto dan bar jika ingin nongkrong atau kuliner. Anak bisa puas bermain di playground hotel, kolam renang atau menikmati suasana alam di sekitar hotel.Â
Hotel atau resort tertentu bahkan memberikan layanan tambahan seperti live music pada malam hari, entertainment seperti nonton bareng dan sebagainya.Â
Pakaian kotor tinggal memanfaatkan layanan laundry. Kamar yang kotor akan dibersihkan secara berkala oleh cleaning service. Tentu masa liburan lebaran akan diisi dengan aktivitas menyenangkan dan cutinya ART bukan masalah besar.Â
***
Cuti lebaran adalah hak yang dimiliki oleh semua pegawai atau karyawan termasuk ART. Mereka tentu ingin menghabiskan masa lebaran dengan kumpul keluarga besar di kampung halaman.Â
Kegelisahan orang tua khususnya para majikan karena ditinggal mudik ART memang hal lumrah. Ini karena mereka sudah tergantung dengan ART dan banyak pekerjaan rumah yang tidak bisa dikerjaan seorang diri.
Meski begitu bukan berarti majikan langsung stres dan menolak hak cuti ART. Beberapa hal di atas bisa jadi alternatif tindakan untuk beraktivitas normal meski tanpa ART.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H