Ajarkan Anak Berbagai Plan
Orang tua bijak pasti akan mengarahkan buah hati untuk membuat planning atau perencanaan masa depan. Tujuan agar si anak tahu apa yang harus dicapai dalam 1 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun ke depan.Â
Orang tua perlu menegaskan bahwa anak jangan terpaku pada 1 planning. Siapkan beberapa planning antisipasi. Contohnya jika Plan A tidak tercapai maka anak sudah menyiapkan Plan B, seandainya ini juga tidak tercapai si anak sudah punya Plan C dan seterusnya.Â
Metode ini membuat anak tidak stagnan pada 1 posisi ketika menghadapi kegagalan. Dirinya sudah tahu tahapan apa yang harus dilakukan seandainya dirinya gagal pada Plan awal.Â
Anak dengan didikan ini umumnya lebih solutif, inovatif dan tidak terlarut dalam kesedihan ketika gagal. Cara ini bisa mengakar dan menjadi pegangan bagi si anak hingga dewasa nanti.Â
Bagi saya orang gagal justru adalah mereka yang sudah menyerah dan tidak memiliki rencana ke depan. Bagi mereka yang sudah memikirkan berbagai kemungkinan, ketika mengalami kegagalan itu hanya penunda sesaat dari impian masa depannya.Â
***
Gagal bukanlah akhir dari segalanya. Ini adalah kunci utama yang perlu orang tua ajarkan pada anak. Tidak jarang anak yang merasa gagal merasa terpuruk bahkan bertindak di luar batas logika.Â
Belajar dari kasus di India di mana terdapat 4 ribu anak bunuh diri karena gagal masuk ujian sekolah di antara tahun 2017-2019. Ironisnya anak ini berada di usia 14-17 yang notabanenya adalah calon penerus bangsa (Sumber klik disini). Mereka merasa kegagalan yang dialami adalah pemutus meraih impiannya.Â
Peran orang tua menjadi penting agar anak tetap optimis dan bisa bangkit ketika mengalami kegagalan. Hal-hal di atas bisa jadi referensi bagaimana orang tua harus bersikap ketika buah hati merasa terpuruk karena mengalami kegagalan dalam hidupnya.Â