Lemari tua berdiri di pojok kamar nenek
Berbahan jati yang kini usang, penuh debu dan termakan rayap
Entah sudah berapa lama si lemari berada di ujung sana
Ibu bercerita lemari itulah saksi hidup nenekku selagi muda
Lemari tua seakan tahu dimana nenek menyimpan beragam surat cinta dari kakek
Lemari tua itu pun tahu baju apa yang disukai oleh nenek
Berapa banyak uang yang terselip diantara tumpukan baju
Ia adalah sahabat ketika nenek sedih atas kepergian kakek
Cermin retak mengerti hancur ditinggal sang kekasih
Berjuang menjaga pondasi hidup yang tak pernah dipikirkan sebelumnya
Kini lemari itu memang telah rapuh termakan sang waktu
Tak tega rasanya menghilangkan sejuta kenangan
Tersimpan rapih dalam setiap remah-remah kayu yang termakan rayap
Ibu berpesan, biarkan lemari itu menepi dalam kesendirian
Lemari itu mungkin rindu pada sahabat yang tak bersamanya lagi
Biarlah kerinduannya bertahan sejenak
Mungkin setahun atau dua tahun lagi hingga raganya tak mampu lagi menopang dan terjatuh dalam kesepian
--SEKSI (Selasa Kita berpuiSI)
#SEKSI_12
#HIM Di Gubug Pena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H