Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

5 Alasan Meraih Jenjang S2 Itu Penting

22 Maret 2022   12:03 Diperbarui: 23 Maret 2022   03:20 1673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raihlah Ilmu Hingga Ke Negeri Cina

Peribahasa bijak yang sering kita dengar tentang pentingnya meraih pendidikan setinggi-tingginya. 

Dulu saat kecil mimpi saya tidaklah muluk, hanya ingin bisa merasakan bangku kuliah. Berusaha keras hingga akhirnya bisa lulus di jenjang sarjana S1. Memang ada keinginan untuk melanjutkan ke jenjang S2 (Magister) terutama di luar negeri namun niat ini masih tarik ulur dengan pertimbangan karier. 

Namun entah kenapa beberapa bulan ini, ibu saya mendesak untuk mencoba mendaftar S2. Awalnya saya ingin tetap menunda karena kuliah sambil bekerja tentu akan menguras waktu, tenaga dan biaya. 

Ada beberapa pertimbangan yang akhirnya mengubah pemikiran saya ini. Setelah dipikir secara matang setidaknya ada 5 hal manfaat jika kita bisa meraih pendidikan hingga S2. 

Mengejar Pendidikan Jenjang Magister | Cermati.com
Mengejar Pendidikan Jenjang Magister | Cermati.com

Apa saja itu? 

1. Orangtua Cerdas Akan Menurun pada Anak

Saya teringat sebuah pernyataan dari artis Tasya Kamila menjawab komentar netijen yang kurang lebih mengatakan, sayang sekali kuliah tinggi-tinggi hingga keluar negeri jika ujung-ujungnya hanya menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT). 

Tasya mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan IRT yang berpendidikan. Orangtua adalah guru pertama bagi anak. Ketika orangtua cerdas maka ia akan bisa mengasuh dan membimbing si anak menjadi karakter yang cerdas juga. 

Saya sudah sering melihat keluarga dengan latar belakang pendidikan luar biasa. Teman saya contohnya, ayah dan ibunya memiliki gelar profesor di salah satu kampus negeri. Sejak lulus kuliah, ia memiliki semangat tinggi untuk mengambil S2 agar keilmuannya meningkat. 

Kita pun pasti berharap anak-cucu kita juga memiliki pendidikan bagus dan tinggi. Tentu ini bisa dimulai dari diri kita sendiri untuk memberi contoh dengan memulai kuliah di level lebih tinggi seperti S2. 

Ini bisa jadi motivasi anak seperti pada kasus teman saya yang termotivasi seperti kedua orangtuanya yang memiliki latar pendidikan yang tinggi. 

2. Mendukung Jenjang Karier Lebih Baik

Teringat teman kerja saya menyuruh suaminya untuk lanjut S2. Ketika saya bertanya, kenapa menyuruh suaminya untuk buru-buru S2? 

Jawaban sederhana diberikan ke saya, selagi anak masih kecil dan belum banyak kebutuhan. Saat inilah yang tepat untuk lanjut kuliah S2. Bahkan ia berharap kelak dengan mendapatkan gelar S2, suaminya bisa cepat dipromosikan naik jabatan. 

Program Magister Dapat Mendukung Karier | Sumber Cermati.com
Program Magister Dapat Mendukung Karier | Sumber Cermati.com

Suaminya yang kerja di salah satu dinas di Pemprov Jakarta berharap dengan gelar magister, suaminya bisa meraih posisi kepala bagian atau bahkan kepala dinas. 

Teman saya lainnya pun memiliki pandangan yang sama. Di tempat kerjanya jika ingin di posisi kepala bagian maka disarankan kuliah magister agar mendapatkan nilai lebih. 

Ketika ada kesempatan, ia berhasil mendapatkan beasiswa S2 keluar negeri. Kini setelah mendapatkan gelar magister. Ia bisa menjadi kepala bagian dan juga merangkap sebagai dosen di salah satu kampus unggulan. 

Tujuan saya mengambil S2 pun berharap kelak bisa menjadi poin lebih untuk dipromosikan ke level karier yang lebih baik. Kini banyak perusahaan swasta yang mensyaratkan pendidikan S2 untuk menduduki posisi top management seperti manager hingga direktur. 

3. Meningkatkan Status Sosial

Tidak dipungkiri di masyarakat kita ketika ada yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi akan lebih dihargai serta tidak akan dipandang sebelah mata. 

Nasihat ibu saya memberi gambaran ini. 

Kamu ini laki-laki, kamu harus kuliah setinggi mungkin. Nanti kalau calon istrimu ternyata bergelar S2, setidaknya kamu tidak akan minder atau diremehkan

Niat ibu saya baik, dia khawatir jika seorang laki-laki memiliki pasangan dengan latar belakang pendidikan lebih tinggi. Khawatir akan diremehkan pasangan atau bahkan jadi bahan omongan orang lain. 

Wajar kita hidup di tengah masyarakat yang masih suka menggunjingkan kehidupan orang lain. 

"Lihat tuh, suaminya si Tuti. Masa kalah sama istrinya"

Tentu kelak seorang laki-laki akan bertindak sebagai kepala keluarga serta ayah bagi anak-anaknya setidaknya menjadi terdepan. Salah satunya dalam sisi pendidikan. 

4. Mewujudkan Mimpi yang Tertunda

Mungkin ada di antara kita yang sempat bermimpi kuliah di kampus ternama saat S1 namun tidak terwujud. Kini saatnya mewujudkan mimpi tersebut saat di S2. 

Peluang kuliah di kampus impian saat S2 lebih terbuka lebar karena persaingan tidak seketat saat seleksi S1. Ini juga terjadi pada teman-teman di sekitar saya. 

Ada yang dulu bermimpi kuliah di UGM dan UI. Namun karena menyadari dirinya susah bersaing. Akhirnya saat lanjut S2 teman-teman saya ini memilih kampus idamannya. 

Kini mereka sudah berbangga hati bisa kuliah dan merasakan almamater yang selama ini diidam-idamkan. Peluang diterima tergolong besar apalagi ada kampus yang membuka kuliah S2 sebanyak 2 kali dalam setahun yaitu di semester ganjil dan genap. 

Selain itu adanya beberapa tawaran beasiswa dari pemerintah, instansi tertentu hingga dari pihak kampus membuat peluang kuliah di kampus idaman semakin besar. 

Sahabat saya pun bisa tersenyum bahagia karena berhasil mengambil S2 di Jerman karena mendapatkan beasiswa. Ini adalah pencapaian luar biasa karena sebelumnya tidak pernah terbayangkan bisa kuliah di luar negeri. 

5. Keilmuan Kian Spesifik

Banyak yang mengganggap bahwa keilmuan yang di dapat saat S1 masih bersifat general. Ibarat mempelajari buah alpukat, kita baru mempelajari kulitnya saja. Ketika kita mengambil S2, barulah kita mempelajari isi dari buah alpukat tersebut. 

Saya ingat saat dulu S1, saya mempelajari banyak mata kuliah yang bersifat pengantar atau ilmu dasar seperti pengantar psikologi, pengantar sosiologi, pengantar antropologi, dasar-dasar ilmu hukum, dasar-dasar ilmu ekonomi dan sebagainya. Karena bersifat pengantar atau ilmu dasar maka saya mempelajari tidak terlalu mendalam. 

Ketika S2 saya berencana memilih jurusan manajemen dan ingin fokus pada bidang pemasaran. Tujuannya selain sesuai dengan ranah kerja juga ingin lebih fokus mengetahui strategi pemasaran. 

Profesi Dokter Yang Menangani Spesialisasi Khusus | Sumber Edukasi Okezone
Profesi Dokter Yang Menangani Spesialisasi Khusus | Sumber Edukasi Okezone

Ini mirip jika seseorang yang mengambil kuliah pendidikan kedokteran. Saat lulus S1 mereka baru dianggap dokter umum. Belum bisa menangani kondisi pasien dengan penyakit spesifik seperti kanker, infeksi luka dalam, penyakit tumor dalam tubuh dan sebagainya. 

Untuk itulah mereka mengambil pendidikan spesialis yang setara dengan program magister. Di sini baru mereka menentukan spesialisasi yang diinginkan seperti dokter spesialis THT, anak, kandungan, jantung, mata, dan sebagainya. 

Disinilah baru kita mengenal sisi bagian dalam keilmuan secara spesifik. Umumnya mereka yang sudah bergelar sarjana akan memahami hal-hal yang berkaitan dengan keilmuan. Tingkat kekritisan pun akan semakin mendalam. 

***

Selagi ada kesempatan, waktu dan dana saya menyarankan untuk menimba ilmu setinggi mungkin seperti di level S2 atau magister. Ada banyak manfaat yang bisa diambil ketika kita memperoleh pendidikan yang tinggi. 

Di atas hanyalah gambaran kecil manfaat yang bisa kita rasakan. Jangan sampai saat sudah tua dan kurang produktif baru menyesal kenapa dulu tidak mengambil kesempatan kuliah S2. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun