Di kondisi seperti ini kebijakan cenderung bersifat dinamis. Kadang ketika ada isu baru maka kebijakan baru muncul dan bisa meniadakan kebijakan lama.Â
Tentu akan sedih rasanya ketika proses pembuatan Ogoh-Ogoh sudah memasuki tahap finishing namun muncul kasus lonjakan Covid-19 membuat aturan baru terkait pembatasan aktivitas masyarakat.Â
Saat ini masyarakat mulai was-was karena sudah sering muncul pembatasan seperti social distancing, PSBB, PPKM, PPKM Mikro, PPKM Darurat dan sebagainya.Â
Kondisi ini yang membuat banyak desa ragu membuat Ogoh-Ogoh. Kerja keras selama berminggu-minggu runtuh seketika dengan aturan baru. Mereka memilih mencari jalan aman yaitu beristirahat sejenak membuat Ogoh-Ogoh meski ada ijin dari Pemprov.Â
***
Perayaan Nyepi 2022 atau Tahun Baru Saka 1944 sepertinya belum bisa menjawab rasa rindu saya menyaksikan Ogoh-Ogoh. Meski diperbolehkan membuat dan melakukan pawai Ogoh-Ogoh dengan syarat tertentu.Â
Sejauh ini masih sedikit Ogoh-Ogoh yang dibuat di sekitar tempat tinggal saya. Berbeda jauh jika dibandingkan sebelum masa pandemi.Â
Saya akui Nyepi tanpa Ogoh-Ogoh terasa berbeda. Ada rasa yang hilang dan belum lengkap khususnya bagi saya personal yang suka melihat seni Ogoh-Ogoh.
Semoga kelak jika pandemi berakhir, suasana kemeriahan Ogoh-Ogoh bisa kembali hadir di perayaan Nyepi.Â
Semoga Bermanfaat.Â
--HIM--