4. Meminjam Tanpa Ingin Memberikan Jaminan
Pernah kah kita meminjam uang di Pegadaian? Jika pernah, pasti tahu jika kita perlu menggadaikan barang sebagai jaminan. Atau ketika kita meminjam uang ke rentenir sekalipun, akan ada jaminan seperti BPKB, sertifikat rumah atau tanah dan sebagainya.Â
Selain sudah memberikan jaminan, tentu kita akan diberikan bunga sehingga nominal pembayaran lebih besar dari yang dipinjam.Â
Bersyukurlah jika kita memiliki kerabat atau teman yang bersedia memberikan pinjaman secara cuma-cuma. Namun bukan berarti kita bisa seenaknya karena cenderung ada orang yang setelah dibantu langsung menghilang.Â
Sebagai bentuk menjaga kepercayaan, kita bisa memberikan jaminan. Setidaknya ini niat baik bahwa kita komitmen akan membayar atau jika keadaan buruk tidak mampu membayar. Si pemberi pinjaman bisa memiliki atau menjual barang jaminan untuk melunasi ataupun mengurangi pinjaman.Â
Artinya si peminjam tidak akan rugi terlalu besar jika kita tidak mampu membayar pinjaman. Cara ini selain menjaga kepercayaan juga sebagai etika baik menunjukan komitmen dalam membayar.Â
Dulu pun ada teman yang menjaminkan ponsel untuk meminjam uang untuk kebutuhan pribadi. Karena dirinya tidak mampu membayar, teman mengatakan ponsel yang dijadikan jaminan bisa dijual atau dipakai oleh saya. Saya mengapresiasi sikap teman saya yang tidak ingin membuat saya rugi karena belum bisa mengembalikan pinjamannya.Â
***
Setiap orang pasti pernah berada di kondisi terpuruk apalagi di situasi Pandemi ini. Mau tidak mau, berhutang dijadikan cara untuk keluar dari masalah tersebut.Â
Kita harus paham bahwa berhutang adalah perkara berat. Salah sedikit, hubungan silahturahmi akan dipertaruhkan. Tidak jarang posisi si penghutang lah yang membuat hubungan menjadi rusak karena berbelit-belit atau menghindar ketika ditagih.