Seorang teman di Instagram memposting sebuah screenshot akun sosial media yang menggunakan foto dirinya.Â
Ternyata ada oknum nakal yang menggunakan fotonya untuk akun fake. Tujuannya mendekati para wanita kesepian dan bahkan menjerumus ke unsur penipuan.
Si korban wanita yang kepincut dengan seseorang yang menggunakan fotonya bahkan rela bertindak di luar nalar.Â
Meski hanya berkenalan dan chatting semata, si korban wanita ini luluh hingga bersedia mentransfer sejumlah uang cukup besar.Â
Alasan si oknum telah mengalami musibah dan tidak memiliki uang pegangan. Tentu hati wanita yang mudah luluh apalagi dirinya tengah jatuh cinta rela membantu hingga memberikan uang tabungan untuk membantu.Â
Ironis, ketika sadar telah dimanfaatkan dan dibohongi. Si korban mengkonfirmasi kebenaran akun kepada si pemilik foto asli.Â
Merasa ia tidak memiliki akun tersebut, ia menjelaskan bahwa si wanita mungkin telah menjadi korban love scam.Â
Merunjuk pada sumber di atas, love scam tengah marak terjadi di masyarakat kita. Okum pelaku akan mengincar korban melalui sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya.Â
Perkenalan yang singkat namun intens akan membuat si korban yang mayoritas kaum wanita terlena dan jatuh cinta secara cepat.Â
Tidak jarang oknum akan menggali informasi calon korban seperti nama, tempat tinggal, status pernikahan, hingga postingan si korban di sosial media.Â
Kasus yang menimpa seorang wanita di Aceh ini bisa jadi pembelajaran. Dirinya berkenalan dengan seorang pria melalui Facebook.Â
Meski baru 2 minggu berkenalan, si wanita sudah terpikat bahkan rela memberikan 15,5 juta uang tabungan selama bekerja kepada si pria yang belum terlalu dikenalnya.Â
Uang tabungan hilang dan cinta pun ikut melayang. Justru yang dirugikan tidak hanya si wanita namun juga pemilik foto asli yang dimanfaatkan oleh oknum pelaku (Sumber klik di sini).Â
Belajar dari beberapa kasus love scam, saya merasa ada beberapa hal tindakan cerdas untuk mencegah atau menghindarkan diri dari kejahatan di sosial media.Â
# Manfaatkan Media Video Call
Siapa yang tidak senang atau bahagia jika berkenalan dengan lawan jenis yang memesona dan masuk kriteria pasangan idaman kita?Â
Eits, jangan buru-buru bangga dan senang berlebihan.Â
Langkah bijak jika komunikasi kita dengan kenalan di sosmed cukup intens. Mintalah untuk sesekali berkomunikasi secara virtual seperti video call.Â
Tujuan adalah untuk memastikan benarnya orang yang kita ajak komunikasi sesuai dengan profil yang dimuat di sosial media.Â
- "Maaf saya gak biasa/gak suka video call"
- "Saya masih sibuk jadi gak sempat buat video call"
- "Yaudah tapi saya gak nampak wajah ya atau saya pakai masker ya saat video call"
Alasan-alasan seperti ini patut dicurigai. Meskipun ada karakter pemalu yang enggan menunjukan wajah saat berkomunikasi namun jika ingin meyakinkan teman kenalan di sosial media. Menunjukan wajah hitungan detik pun bukanlah masalah besar.Â
Oknum pengguna akun palsu akan segera panik jika si korban tiba-tiba meminta berkomunikasi secara virtual. Si oknum akan berusaha sedemikian rupa agar tidak ada komunikasi sistem ini.Â
Jika sobat Kompasiana bertemu dengan karakter ini, patut untuk menaruh rasa curiga. Tujuannya agar kita tidak berkomunikasi dengan orang salah atau bahkan jadi korban kejahatan.Â
# Kroscek Identitas Melalui Pelacak ID
Ketika komunikasi mengarah lebih privat seperti menelpon atau komunikasi melalui WhatsApp. Artinya dua belah pihak mengetahui kontak telepon masing-masing.Â
Cobalah download aplikasi pelacak ID telepon seperti True Caller, Get Contact, WhoCall, dan sebagainya. Tidak jarang justru kita bisa tahu identitas asli si pemilik telepon dari aplikasi ini.Â
Misalkan si oknum mengaku bernama George Richard, seorang pria dengan profil berwajah blesteran. Namun ketika dicek di aplikasi, ternyata muncul identitas asli bernama Sontoloyo Markodin. Orang lokal yang berbeda jauh dengan foto profil yang digunakan.Â
Setidaknya ketika kita tahu bahwa orang yang kita ajak berkomunikasi adalah orang dengan identitas palsu. Kita bisa menjaga diri dari peluang lain yang merugikan diri kita sendiri.Â
# Jangan Terlena dengan Cerita Mengharu Biru
Oknum yang sudah merasakan menemukan target yang tepat akan berusaha mengarang cerita untuk membuat si korban bersedia membantu dirinya.Â
Misalkan habis mengalami kecelakaan sehingga harus dirawat ke rumah sakit, kecopetan sehingga tidak punya uang untuk makan, usaha bangkrut dan membuat dirinya stres mencari bantuan serta modus lainnya.Â
Hati wanita yang mudah tersentuh kadang secara otomatis menawarkan bantuan. Apalagi yang meminta bantuan adalah seorang pujaan hati yang sebenarnya ia belum kenal dekat atau bahkan belum pernah bertemu sama sekali.Â
Ingat jangan mudah terlena dengan kisah mengharu biru dari seseorang kenalan sosial media.Â
Secara logika, seandainya kita mengalami musibah. Kita pasti berusaha meminta bantuan kepada orang terdekat atau keluarga. Ada rasa sungkan meminta bantuan kepada orang asing atau orang yang baru dikenal.Â
Jika bertemu dengan sosok seperti ini, alangkah baiknya untuk menahan diri atau berkonsultasi pada keluarga atau sahabat.Â
Tujuannya agar kita bisa terhindar dan mendapat masukan yang penting dari tindakan yang ingin dilakukan.Â
# Berkomunikasilah di Jam Personal
Mungkin kita beruntung ternyata sosok kenalan di sosial media sesuai antara wajah asli dengan foto profil. Ingat jangan buru-buru merasa senang.Â
Ketika kita sudah merasa nyaman dan ingin membangun komitmen. Lakukan pengujian sederhana yaitu berkomunikasilah di jam personal seperti malam hari selepas kerja, mal minggu atau saat akhir pekan.Â
Tujuannya apa? Bisa jadi ia membohongi terkait status pernikahan atau hubungan. Banyak play boy dan play girl berkeliaran di sosial media.Â
Mereka tipe yang tidak puas untuk berkomitmen pada 1 pasangan dan mencoba mendapatkan pasangan lainnya. Ketika kita menelpon di jam personal ini, kita berusaha memastikan kebenaran status lawan bicara kita.Â
Jika sudah ada pasangan atau bahkan menikah, pasti tidak suka jika dirinya dihubungi saat bersama dengan pasangan aslinya. Bisa jadi masalah besar jika ada lawan jenis menghubungi si oknum saat ia tengah bersama dengan pasangan.Â
Apabila Sobat Kompasiana menemukan karakter ini. Pastikan lagi status kenalan kita. Jangan sampai sudah memakai perasaan namun berujung kecewa karena ternyata kita hanya ban serep atau pasangan bayangan kenalan kita.Â
***
Jatuh cinta memang terasa indah, apalagi jika bertemu dan berkenalan dengan sosok yang masuk kriteria.Â
Namun ketika berkenalan melalui sosial media, perlu ada aksi khusus agar tidak terjadi kekecewaan di kemudian hari.Â
Kasus love scam sudah banyak menelan korban. Jangan sampai kita menjadi penambah kasus ini di masyarakat. Lebih baik dicegah daripada sakit hati. Beberapa hal yang saya tulis mungkin bisa jadi upaya pencegahan
Cinta itu indah namun terasa menyakitkan jika bertemu dengan orang salah apalagi dijadikan target kejahatan oleh oknum tertentu.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H