Tujuan adalah untuk memastikan benarnya orang yang kita ajak komunikasi sesuai dengan profil yang dimuat di sosial media.Â
- "Maaf saya gak biasa/gak suka video call"
- "Saya masih sibuk jadi gak sempat buat video call"
- "Yaudah tapi saya gak nampak wajah ya atau saya pakai masker ya saat video call"
Alasan-alasan seperti ini patut dicurigai. Meskipun ada karakter pemalu yang enggan menunjukan wajah saat berkomunikasi namun jika ingin meyakinkan teman kenalan di sosial media. Menunjukan wajah hitungan detik pun bukanlah masalah besar.Â
Oknum pengguna akun palsu akan segera panik jika si korban tiba-tiba meminta berkomunikasi secara virtual. Si oknum akan berusaha sedemikian rupa agar tidak ada komunikasi sistem ini.Â
Jika sobat Kompasiana bertemu dengan karakter ini, patut untuk menaruh rasa curiga. Tujuannya agar kita tidak berkomunikasi dengan orang salah atau bahkan jadi korban kejahatan.Â
# Kroscek Identitas Melalui Pelacak ID
Ketika komunikasi mengarah lebih privat seperti menelpon atau komunikasi melalui WhatsApp. Artinya dua belah pihak mengetahui kontak telepon masing-masing.Â
Cobalah download aplikasi pelacak ID telepon seperti True Caller, Get Contact, WhoCall, dan sebagainya. Tidak jarang justru kita bisa tahu identitas asli si pemilik telepon dari aplikasi ini.Â
Misalkan si oknum mengaku bernama George Richard, seorang pria dengan profil berwajah blesteran. Namun ketika dicek di aplikasi, ternyata muncul identitas asli bernama Sontoloyo Markodin. Orang lokal yang berbeda jauh dengan foto profil yang digunakan.Â
Setidaknya ketika kita tahu bahwa orang yang kita ajak berkomunikasi adalah orang dengan identitas palsu. Kita bisa menjaga diri dari peluang lain yang merugikan diri kita sendiri.Â
# Jangan Terlena dengan Cerita Mengharu Biru