Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berantem dengan Tetangga Gara-gara Anak

12 Februari 2022   10:32 Diperbarui: 12 Februari 2022   21:25 2431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Yang Belajar Karate Untuk Pertahanan Diri | Sumber Popmama.com

Saya pernah mendapatkan kisah seorang ayah yang mendidik anaknya bermental kuat dan pemberani. Si ayah sengaja memasukan anaknya ke beberapa pelatihan bela diri untuk membekali anak kemampuan membela diri.

Bahkan si ayah berpesan pada anaknya bahwa tujuan si anak belajar bela diri hanya untuk pertahanan jika diserang oleh pihak lain atau membela seseorang dari orang jahat.

Anak Yang Belajar Karate Untuk Pertahanan Diri | Sumber Popmama.com
Anak Yang Belajar Karate Untuk Pertahanan Diri | Sumber Popmama.com

Si ayah tidak membenarkan jika kemampuan bela diri si anak untuk sok jago-jagoan atau mem-bully teman sebayanya. Si ayah ini ingin mendidik bahwa biarkan si anak menyelesaikan masalahnya sendiri. 

Cara ini sekaligus untuk membentuk mental berani, tanggung jawab dan mampu melakukan problem solving.

Biasanya anak berantem dengan teman sebaya hanya sebentar. Bisa jadi hitungan jam, hari atau minggu mereka sudah baikan kembali seperti semula, padahal ini berbanding terbalik jika orang tua ikut campur. 

Justru ketika si anak sudah berbaikan bisa jadi orang tua masih bermusuhan bahkan hingga akhir hayatnya. Suatu tindakan konyol yang sebenarnya bisa diantisipasi. 

Percayakan anak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Membekali seni bela diri bisa jadi pilihan tepat agar si anak punya kepercayaan diri lebih jika menghadapi orang lain.

***

Saya sering merasa lucu ketika anak memiliki masalah dengan teman sepermainan namun orang tua justru berusaha ingin terlibat di dalamnya. Padahal orang tua bisa jadi tidak mengetahui detail apa masalah yang si anak dan teman sepermainan alami.

Bagi mereka anak harus di bela hingga titik darah penghabisan. Padahal menurut saya, pola pendidikan ini bisa salah karena anak-anak dapat berperilaku nakal atau usil justru sebagai upaya mewarnai pertemanan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun