Hati kadang miris membaca status seperti ini. Saya pernah menegur ibu saya yang meluapkan kekesalan dengan saudaranya melalui media sosial. Bagi saya, hal personal atau hal keluarga sebaiknya diselesaikan secara personal atau kekeluargaan.Â
Tidak lucu rasanya orang luar jadi tahu masalah internal kita. Masalah bisa kian runyam karena kita menceritakan hal pribadi ke media sosial dan menyebarkan kepada orang lain yang mungkin tidak kita kenal dekat.
"Jarimu adalah harimaumu", istilah yang bisa mewakili beberapa kasus di mana postingan yang awalnya menyindir atau menceritakan konflik orang lain justru membuat masalah baru.Â
Sempat ada kasus viral seseorang menyindir temannya yang merupakan istri petinggi di Polri yang memiliki masalah sangkutan piutang. Sindiran ini justru berujung pada pelaporan dengan indikasi pencemaran nama baik.Â
Khawatir akan banyak kasus baru muncul karena postingan tidak bijak khususnya bagi mereka yang kurang berkenan terhadap status tersebut. Sebelum itu terjadi, sebaiknya kita perlu berpikir bijak sebelum menuliskan sesuatu di status media sosial.Â
# Ceritamu Hanya Semu Semata
Saya pernah teringat beberapa postingan status lucu dari beberapa orang kenalan.Â
Ada yang posting baru membeli Iphone keluaran terbaru di media sosial ternyata Iphone tersebut milik temannya yang sengaja ia foto untuk dipamerkan.Â
Ada yang suka posting sering pergi liburan ke tempat-tempat menarik atau makan kulineran mahal hingga membeli barang branded. Padahal kita yang kenal dekat tahu bahwa ia sering berutang karena tidak punya uang cadangan untuk bertahan hidup atau postingan hanya untuk pencitraan semata.Â
Kasus seperti yang saya alami ketika ada orang berutang pada kita namun postingannya seakan memiliki gaya hidup mewah dan glamour. Nyatanya postingan ini bertolak belakang saat dulu dirinya memohon untuk pinjam uang atau barang pada kita.Â