# Jangan Posting untuk Mencari Simpati Berlebihan
"Duh, capek kerja dari pagi sampai sore. Gaji cuma segitu-gitunya."
"Hari ini sial banget, kepleset gara-gara kulit pisang."
Tanpa dipungkiri ada diantara kita yang sengaja membuat postingan untuk mencari simpati orang lain. Biasanya mereka akan menulis tentang kesialan, kesedihan, kemarahan hingga hal-hal apes lainnya.Â
Di satu sisi mungkin teman media sosialakan menaruh iba atau perhatian khusus ketika ada yang curhat tentang hal tidak menyenangkan dalam hidupnya.Â
Namun ketika nyaris setiap hari postingan berbau hal sama bahkan lebih dari 1 postingan tiap hari. Penilaian orang justru akan berubah.Â
Mulanya mungkin simpati namun berubah menjadi antipati. Bukan hal mustahil jika kelak muncul title Drama Queen, di mana si penulis status terlalu mendramatisir kisah hidupnya.Â
Contoh kasus Irma, ketika nyaris tiap hari memposting cerita kesedihan dan kekesalan hidup. Teman-teman justru memberikan stigma drama queen pada dirinya.Â
Padahal ada banyak orang yang bernasib lebih tragis dan menyedihkan namun mereka berusaha tegar dan menjadikan hal itu sebagai masalah pribadi.Â
Curhat kerja dari pagi sampai sore dengan gaji yang kurang menurut si pembuat status nyatanya banyak diluar sana yang berstatus pengangguran. Bahkan masa pandemi ini banyak orang kerja keras mencari kerjaan bahkan digaji UMR pun adalah berkah tersendiri.Â
# Aib Personal Bukan Konsumsi Publik
Berantem dengan pasangan, tidak akur dengan mertua, sifat pasangan bikin kesal, sering muncul konflik rumah tangga adalah hal yang bersifat personal.Â
Tidak jarang ada yang bersifat aib dan berharap tidak diketahui oleh orang lain. Nyatanya saya masih menemukan seseorang yang dengan bangganya menceritakan aib personal dan keluarga di status media sosial.Â