Berdasarkan info yang pernah saya dengar, wisatawan asing justru beradaptasi menggunakan kendaraan motor. Ini karena di negara maju seperti Singapura, Jepang, Inggris, ataupun negara Eropa dan Amerika Serikat lebih suka menggunakan transportasi umum karena praktis, murah, dan tidak ada pajak kendaraan dan parkir yang mahal.Â
Kini saat berlibur ke Bali tanpa ada pilihan, mereka akhirnya lebih memilih matik karena mudah dipelajari. Saya ingat saat dulu belajar motor matik, hanya butuh sehari sudah lumayan lancar mengendarainya. Anak usia SD pun kini sudah banyak yang bisa mengendarai motor matik
Selain itu banyak bule yang hobi surfing sehingga membawa papan surfing lebih mudah dengan motor matik. Mudah sekali melihat bule yang mengendarai matik sambil membawa papan surfing atau membawa anjing peliharaan di jalan di Bali.Â
Terkesan lucu jika melihat pengendara motor matik yang membawa hewan peliharaan seperti anjing. Apalagi jika si anjing menurut duduk di bagian depan motor.Â
Inilah yang membuat permintaan matik menjadi tinggi. Ada pengakuan dari seorang penyedia persewaan kendaraan motor. Motor manual atau kopling sepi peminat. Penyewa lebih mencari matik karena praktis.Â
2. Tingkat Konsumtif Tinggi
Keluarga ibu saya yang asli Bali pernah mengatakan, orang Bali itu gengsinya tinggi. Bukan bermaksud negatif, seringkali kasus gengsi ini saya lihat.Â
Misalkan kita baru membeli motor matik baru dan diketahui oleh tetangga. Kadang beberapa hari kemudian, si tetangga akan ikut membeli motor baru. Ketika kita memiliki rezeki lebih dan membeli motor lagi. Tetangga pun akan ikut melakukan hal sama.Â
Kondisi banyak terjadi di lingkungan tempat tinggal saya. Bahkan saudara pernah mengeluarkan celetukan, di Bali tidak masalah jika tidak punya TV asalkan ada motor.Â
Bahkan jangan kaget jika melihat seseorang dengan rumah sederhana namun memiliki motor matik lebih dari 1. Jika memiliki anak usia remaja, si anak pun sudah menuntut kendaraan sendiri.Â