Saya sering menemukan sopir yang hanya mengerti cara mengendarai kendaraan namun buta terhadap otomotif.Â
Bagi mereka jika mobil rusak, bawa saja ke bengkel. Untuk apa susah-susah belajar otomotif. Â Cara berpikir ini salah, padahal sopir setidaknya paham kemampuan dasar otomotif. Ini karena kita tidak tahu apa yang kemungkinan terjadi di jalan.Â
Di kantor pun, saya berusaha mengedukasi sopir untuk paham sekilas kemampuan dasar otomotif seperti ganti ban armada, menyetel rem, mengukur tekanan angin ban hingga eletrikal listrik.Â
Pernah suatu ketika seorang sopir menginfokan lampu mobil tiba-tiba mati saat di jalan. Padahal saat itu kondisi malam hari yang mana lampu penerangan sangat dibutuhkan. Bersyukur karena dirinya sudah paham sedikit elektrikal akhirnya lampu bisa menyala kembali.Â
Bayangkan jika ia tidak paham hal dasar ini dan memaksakan berjalan. Bisa jadi dintengah jalan dirinya menabrak sesuatu karena mobil tidak ada penerangan.Â
Begitu pula ketika sopir paham cara menyetel rem. Ketika ia sadar rem mobil terasa tidak enak atau aneh. Ia mampu memperbaiki sendiri tanpa harus menunggu bantuan dari mekanik kantor.Â
2. Sopir Harus Tertanam Jiwa Memiliki Armada
Seringkali saya memarahi sopir yang kurang ada rasa memiliki armada. Padahal armada tersebut adalah "batangan" (Armada khusus) dirinya.Â
Ini terlihat di mana si sopir hanya pakai kendaraan dan membiarkan armada kotor, kerusakan kecil tidak segera diperbaiki atau masa bodoh dengan apa yang terjadi dengan armadanya.Â
"Armada ada senjata sopir", tanpa armada maka si sopir pasti tidak bisa melakukan pengiriman. Sebaiknya tanamkan rasa memiliki armada yang kita pakai.Â