Saya sempat iseng bertanya hal sederhana kepada beberapa rekan kerja.Â
"Pernahkah mereka mengecek handphone pasangannya?"
Seorang rekan wanita memberikan jawaban yang membuatku takjub.Â
"Gak berani pak, Kapok."
Dirinya bercerita sempat sekali iseng mengecek handphone suaminya saat suami lelap tertidur. Ia ingin memastikan dengan siapa suaminya sering berinteraksi digadgetnyaÂ
Ada satu nomor panggilan asing yang ia curigai. Si suami sering menelepon nomor tersebut dan nomor itupun beberapa kali menelepon nomor suaminya.
Hal unik gara-gara itu ia kepikiran hingga tidak bisa tidur malam itu. Apakah suaminya selingkuh dibelakangnya? Apakah suaminya sudah bosan dengan dirinya? Dan sebagainya.
Saya mendengarkan cukup serius. Terlalu penasaran teman saya ini mencatat sembunyi-sembunyi nomor tersebut untuk memastikan siapa pemilik nomor tersebut.
Kapok, ia makan hati sendiri. Perasaan berkecamuk justru membuat dirinya tidak nyaman. Ternyata nomor tersebut adalah agen langganan suaminya yang ingin order barang kepada si suami.
Suaminya yang bekerja sebagai sales lapangan sering berkomunikasi. Karena si agen sering ganti nomor, suaminya malas menyimpan. Ia sudah tahu siapa yang menelepon meski dari nomor telepon.
Kisah lain disampaikan oleh rekan kerja pria. Dirinya mengaku tidak pernah mengecek handphone istrinya namun istrinya sering mengecek handphone miliknya.
Bahkan sempat terjadi pertengkaran hebat antara dirinya dengan istri. Sang istri berhasil menemukan chat perselingkuhan dirinya dengan seorang kenalan wanita dari sosial media.
Dirinya sudah mengubah nama kontak si wanita dengan nama orang kantor agar tidak dicurigai. Namun insting dan jiwa detektif si istri sangat canggih hingga berhasil menemukan bukti perselingkuhan dirinya.
Kisah seperti ini justru mengingatkan saya dengan kisah Layangan Putus, di mana si istri dengan instingnya mencoba mencari bukti perselingkuhan si suami.Â
Salah satu caranya mengecek gadget suami. Disitulah ia berhasil mengumpulkan bukti hingga si suami tidak berkutik dan akhirnya mengakui.
"Sepintar-pintarnya orang menyembunyikan bangkai. Pasti akan tercium juga."
Respon berbeda dikatakan teman saya. Dirinya malas harus membebani pikiran ini itu kepada pasangan. Ia tidak terlalu pusing dengan mengecek handphone pasangannya.Â
Baginya si pasangan sudah dewasa untuk bertindak dan memilah mana baik dan buruk. Seperti kata pepatah, sepandainya-pandainya tupai melompat pasti jatuh pula.Â
Artinya jikalau si pasangan memang terbukti ada main di belakang pasti akan terbongkar sendirinya tanpa harus sibuk mengecek isi handphone pasangan kita. Entah darimana pun pasti akan ada cara membongkar hal tersebut.
Dari beberapa jawaban yang saya terima, saya belajar banyak hal. Bagi mereka yang sudah menikah, komunikasi dan keterbukaan menjadi sangat penting.Â
Namun memang masih ada pasangan yang berusaha menjaga privasinya meski dari pasangannya. Seakan ada sesuatu yang tidak ingin diketahui oleh pasangan khususnya terkait chat, dokumentasi dan hal-hal tertentu di handphone.Â
Ada plus dan minus seseorang ingin mencari tahu hal privasi melalui handphone pasangan. Apa saja itu?Â
# Sisi Positif
Hal positif dari kita mencari tahu hal privasi pasangan adalah memuaskan rasa penasaran dalam hati. Tentu rasa curiga atau rasa penasaran dalam pikiran sangat mengganggu. Seakan kita ingin membuktikan apa benar yang selama ini ada di pikiran kita.Â
Disisi lain sedikit banyak kita tahu interaksi pasangan. Mulai dengan siapa dirinya sering berinteraksi, apa yang dibahas, apa saja rutinitas harian si pasangan dan sebagainya.Â
Contoh kasus rekan kerja saya yang mengecek handphone suami. Ia jadi tahu begitu besar perjuangan suaminya yang seorang sales di lapangan. Ia bisaa membayangkan sang suami tiap hari mengunjungi toko dan melobby si pemilik untuk order.Â
Akhirnya ia merasa bangga dengan si suami karena perjuangannya dalam mencari nafkah. Ia pun juga mulai tahu siapa saja teman si suami di kantor melalui pesan singkat yang muncul di handphonenya.Â
# Sisi Negatif
Entah kenapa dari hasil ngobrol dengan beberapa orang terkait topik ini. Lebih banyak menjelaskan sisi negatif.Â
Sisi negatif pertama: Potensi kesehatan mental terganggu.Â
Ketika kita berusaha mengecek handphone pasangan. Awalnya ia hanya ingin mencari tahu siapa saja orang yang berinteraksi dengan pasangan kita. Setelah tahu, seharusnya jawaban dari rasa penasarannya sudah terjawab.Â
Entah kenapa rasa penasaran justru berkembang semakin menjadi-jadi. Dari yang ingin tahu A berubah ingin tahu ke hal B, C, D dan sebagainya.Â
Contoh dari rasa penasaran siapa yang sering berinteraksi kemudian kepo siapa lawan jenis yang ada dikontak handphone pasangan, ditulis dengan nama apa, adakah nama yang terkesan misterius, adakah pesan yang sengaja dihapus oleh pasangan dan sebagainya.Â
Tanpa disadari pikiran kita terkuras karena memikirkan hal-hal negatif dan belum tentu terjadi. Dampaknya kita menjadi stres sendiri.Â
Sisi negatif kedua: Muncul rasa tidak percaya pada pasangan.Â
Ketika kita sudah dipenuhi oleh pikiran negatif terhadap pasangan, secara perlahan akan memunculkan rasa tidak percaya pada pasangan.Â
Meskipun pasangan sudah berkata jujur dan mempersilakan handphonenya untuk dicek. Namun tentu tidak langsung membuat kita percaya.
Seperti sifat naluriah manusia yang selalu ingin tahu, kondisi ini bisa mengganggu hubungan dengan pasangan.Â
Hal celaka jika pasangan pernah ketahuan selingkuh. Bayang-bayang momen ini akan begitu membekas. Rasa tidak percaya sangat susah dihilangkan.Â
Alhasil rasa ingin membuka hal privasi pasangan semakin menjadi-jadi. Ia akan selalu berpikir pasangan pasti ada main dibelakangnya seperti sebelumnya.Â
Sisi negatif ketiga: Berpotensi Rusaknya Hubungan.Â
Layaknya kisah serial Layangan Putus, upaya Kinan yang mengecek hingga isi handphone suaminya tentu ia sudah paham akan potensi hal ini.Â
Seandainya dirinya berhasil menemukan suami telah berselingkuh dibelakangnya. Konsekuensi terbesar adalah akan rusaknya hubungan dirinya dengan pasangan.Â
Sering bertengkar dengan pasangan, berusaha memata-matai pasangan bahkan hingga putus atau bercerai adalah posisi yang harus siap dihadapi.Â
Ibarat pepatah, berani berbuat berani bertanggung jawab maka berani intip privasi pasangan maka harus berani menanggung segala risiko yang akan terjadi.
Berkaca pada hal ini saya merasa justru sisi negatif lebih banyak terjadi. Di tengah kemajuan teknologi justru membuat orang bisa terlena.Â
Apalagi kini banyak bermunculan kisah-kisah perselingkuhan membuat pikiran semakin membuat orang seakan berusaha keras mengantisipasi termasuk ingin tahu lebih dalam aktivitas pasangan.Â
***
Setiap orang pasti memiliki privasi termasuk aktivitas dirinya dengan gadget. Namun bagi mereka yang sudah memiliki pasangan, kadang muncul rasa kepo untuk tahu aktivitas si pasangan.Â
Dalih ingin tahu justru banyak yang berubah ingin menyelidiki aktivitas pasangan dengan mengecek pesan singkat, kontak telepon, riwayat panggilan hingga sosial media.Â
Alhasil tercipta toxic mindset yang mengarah pada rasa curiga dan tidak percaya pada pasangan.Â
Namun siapkah menanggung risiko setelah mengintip privasi pasangan? Jika kamu tidak siap terhadap risiko buruk yang terjadi. Alangkah baiknya komunikasi 2 arah semakin diperkuat.Â
Beri kebebasan namun juga beri batasan. Seandainya kebebasan dan batasan ternyata dilanggar oleh pasangan maka ia harus siap menanggung segala risiko.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H