Terus, kamu bawa dia ke Cappadocia. It's My Dream! not her. My Dream, Mas.
Di atas adalah penggalan dialog dari serial Layangan Putus yang viral dan banyak dijadikan parodi di berbagai sosial media. Ketenaran Cappadocia di Turki pun akhirnya juga diulas oleh Pak Tonny Syiariel tentang keindahan wisata ini (Berita selengkapnya klik di sini).Â
Balon udara memang telah menjadi daya tarik Cappadocia sejak lama. Teringat saya dengan film animasi Up di tahun 2009. Film yang mengisahkan seorang kakek yang berusaha menepati janjinya pada mendiang istrinya untuk melihat belantara Amerika Selatan. Petualangan Kakek ini ditemani oleh seorang anak berkostum pramuka bernama Russell.Â
Saya pun berfantasi membayangkan keseruan melihat indahnya pemandangan dari atas balon udara seperti yang ditawarkan di Cappadocia.Â
Namun sepertinya kira perlu mempersiapkan budget khusus jika ingin mengunjungi daerah ini. Membaca beberapa kisah traveler yang sempat ke daerah sini.Â
Butuh dana hingga 16 juta (saat ada promo) untuk bisa menjelajahi Cappadocia untuk pulang pergi selama 4 hari 3 malam dari Jakarta. Biaya kian mahal jika musim liburan panjang atau tidak ada promo khusus.Â
Sempat bertanya dalam hati, mungkinkah bisa kesana suatu saat nanti? Biaya segitu tergolong lumayan bagi pekerja biasa dan butuh persiapan finansial yang matang.Â
Sepertinya ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar mimpi ke Cappadocia bisa terwujud suatu saat nanti. Ini juga yang mulai saya coba terapkan saat ini. Apa saja itu?Â
Persiapkan Tabungan Wisata Khusus
Andai saya mencoba persiapkan dana 20 juta untuk menjelajah daerah ini dengan pertimbangan untuk perjalanan pulang-pergi ke Turki, Mengunjungi tempat menarik, naik balon udara, ikut private tour hingga membeli oleh-oleh.Â
Saya sepertinya akan mulai menyiapkan tabungan khusus yang terpisah dari kebutuhan sehari-hari dan investasi. Ada 2 cara persiapan yang bisa saya lakukan.Â
Cara pertama : Buat celengan khusus
Layaknya anak kecil kita bisa menabung secara konvensional seperti di celengan atau kotak khusus. Cara unik kita buat target jumlah tabungan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu.Â
Setelah itu kita tentukan jumlah tabungan harian. Bisa nominal sama tiap hari atau nominal berbeda agar bisa mencapai target tabungan tersebut.Â
Di atas hanyalah sekadar contoh ilustrasi tabungan harian dengan nominal berjenjang. Kita hanya perlu mengikuti skema tabungan yang sudah dibuat.Â
Jika tercapai tabungan selama 1 tahun bahkan bisa menyentuh hampir 10 juta. Artinya hanya perlu 2 tahun lebih sedikit sudah bisa memiliki 20 juta.Â
Cara kedua : Lakukan Auto Debet
Kita bisa pengajuan auto debet ke pihak bank. Misalkan kita mengajukan pemotongan rutin 1 juta per bulan. Maka kita hanya perlu waktu 20 bulan agar tabungan terkumpul untuk berwisata.Â
Kelebihan cara ini, tabungan akan otomatis tertahan sesuai keinginan kita dalam jangka waktu tertentu. Mau tidak mau kita akan mengelola sisa uang yang ada di tabungan.Â
Selain itu risiko uang terambil pun kecil jika dibandingkan menabung di celengan. Godaan untuk membeli sesuatu atau terpakai oleh suatu hal sangat besar jika menabung di celengan.Â
Melalui autodebet, hal seperti ini kecil dan jika urgent akan ada penalti dari pihak bank. Sanksi ini bisa membuat kita mengurungkan niat untuk mengambil tabungan.Â
Cari Pemasukan Tambahan
Jika kita rasa gaji atau pendapatan masoh pas-pasan maka sebaiknya kita mulai cari pemasukan tambahan diluar gaji utama.Â
Kita bisa kerja tambahan, buka usaha kecil-kecilan atau meningkatkan intensitas menulis di Kompasiana. Meskipun banyak yang mengeluh penerimaan K-Rewards di Kompasiana diluar ekspektasi. Nyatanya banyak Kompasianer yang tersenyum sumringah karena bisa mendapat K-Rewards hingga jutaan rupiah.Â
Saya ingat ada Kompasianer yang berhasil menerima jumlah fantastis hingga 5-7 juta rupiah. Tentu kita harus mulai giat menulis dan pintar-pintar menarik jumlah pembaca agar bisa mendapatkan dana tambahan ini.Â
Entah kenapa sempat terlintas ingin menabung K-Rewards mulai Januari 2022. Rencana dana yang saya terima akan saya simpan sebagai tambahan dana wisata.Â
Selain itu saya mulai melirik berbagai ajang kompetisi yang sering diadakan di Kompasiana atau event lain. Seandainya menang, hadiah bisa kita simpan untuk dana tambahan.Â
Jual Peralatan atau Barang Bekas
Cobalah sesekali mengecek gudang atau mengamati sekeliling isi rumah. Tidak jarang banyak barang atau peralatan bekas yang sudah tidak terpakai dan bisa dijual untuk menambah pemasukan.Â
Saya sering melihat di grup sosial media, banyak orang menjual barang bekas tidak terpakai seperti sepatu, barang elektronik, sepeda anak hingga peralatan masak. Pernah saya melihat postingan orang menjual handphone dan televisi rusak ternyata banyak yang berniat membeli.Â
Koran, kertas hingga kardus bekas pun bisa kita kumpulkan dan kemudian jual ke tukang loak. Teringat dulu semasa kuliah, saya sering mengumpulkan kertas hasil tugas kuliah dan menjual ke tukang loak. Hasilnya pun lumayan untuk menambah uang saku.Â
Daripada menumpuk di gudang atau dibiarkan hingga rusak. Lebih baik barang-barang seperti ini dikumpulkan dan dipromosikan kepada orang lain. Berharap ada yang bersedia membeli. Jika ada yang membeli, uang inilah yang bisa disimpan untuk tabungan.Â
Gencar Mencari Promo
Mulai dari sekarang saya harus gencar mencari berbagai promo mulai tiket pesawat, penginapan, tiket wisata, dan sebagainya. Tidak jarang banyak maskapai serta agen wisata yang memberikan promo menggiurkan.Â
Teringat saya dulu bersama teman-teman kuliah sempat aktif mencari promo saat traveling keluar negeri. Pernah saya mendapatkan tiket Jakarta-Singapura dilanjutkan Singapura-Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur-Jakarta hanya 600 ribuan.
Bahkan tiket Jakarta-Singapura saat itu saya dapat harga 100ribuan sudah termasuk international airport tax. Harga yang wow dimana sangat murah bahkan lebih murah dibandingkan harga tiket Jakarta-Bali saat itu.Â
Teman saya pun pernah mendapatkan tiket Jakarta-Manila PP hanya 1,5 juta dengan maskapai Philippine Airline. Artinya jika kita rajin mencari promo bisa saja budget wisata ke Turki bisa ditekan hingga sekecil mungkin.Â
Jika berhasil mungkin pengeluaran ke Turki bisa ditekan 20-40 persen dari estimasi yang dibuat sebelumnya.Â
***
Mimpi ke Cappadocia yang sempat menjadi penggalan dialog Kinan di Layangan Putus bisa saja bukanlah hal mustahil diwujudkan di kemudian hari.Â
Kita pun yang memiliki penghasilan pas-pasan bisa juga mewujudkan mimpi ke Cappadocia dengan cara khusus.Â
Saya pun kini memiliki mimpi yang sama dengan Kinan yang berharap suatu hari nanti bisa ke Cappadocia dengan cara saya sendiri. Beberapa cara di atas bisa jadi strategi jitu untuk mempersiapkan finansial jauh-jauh hari agar tidak terasa berat.Â
Berharap cara ini juga jadi referensi bagi Sobat Kompasiana yang memiliki mimpi serupa.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI