Meski memiliki nama bir, ini bukan minuman keras beralkohol. Minuman ini justru terasa manis dan membuat badan terasa hangat karena terbuat dari rempah-rempah alami. Harganya sekitar Rp. 5.000 per gelas atau bungkus.Â
Belum puas untuk mencoba kuliner Bogor? Cobalah mencicipi roti unyil yang banyak dijual di sekitar Bogor. Roti ini berbentuk kecil bahkan bisa dimakan sekali telan. Enaknya roti ini dijual dari berbagai rasa seperti roti susu, roti coklat, rasa keju, jagung manis, sosis, pisang dan sebagainya.Â
Cemilan tepat untuk menikmati menjelajah Kota Bogor seharian. Cukup mengenyangkan karena saya membeli berbagai macam rasa. Penasaran dengan rasa yang dijajakan di depan etalase.Â
Tujuan berikutnya adalah mengunjungi Prasasti Batu Tulis yang jaraknya masih di pusat kota. Kita pasti terbayang dengan materi pelajaran sejarah tentang peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha di tanah air.Â
Bogor sendiri dipercaya merupakan wilayah tempat berdirinya kerajaan Tarumanegara. Ini semakin ditegaskan dengan banyaknya peninggalan sejarah yang ditemukan di sekitar Bogor Raya. Prasasti Batu Tulis menjadi salah satunya.Â
Saya tertarik mengunjugi wisata ini karena ingin merasakan wisata yang kompleks sehingga perlu menjelajahi budaya yang ada di daerah ini.
Ternyata saat saya berkunjung, tidak ada wisata lain selain saya dan rekan saya. Saya baru tahu jika kebanyakan pengunjung yang datang adalah mereka yang ingin berziarah. Namun sejak pandemi, memang terjadi penurunan jumlah wisatawan.Â
Saya mendapatkan banyak informasi dari seorang kuncen tentang sejarah prasasti, makna prasasti hingga info seputar isi tulisan yang tertulis di prasasti tersebut.Â
Rasanya sungguh puas berwisata secara total di Kota Bogor. Sebenarnya masih ada area lain yang ingin saya kunjungi yaitu Kebun Raya Bogor dan Cafe Kekinian yang cukup dikenal di kalangan millenial.Â
Namun apa daya mengingat kondisi cuaca dan waktu yang sudah menjelang sore. Alhasil ini akan menjadi tujuan berikutnya jika saya berkunjung kesini lagi.Â
***