Ah, si Dika ini emang terkenal playboy di angkatan. Entah sudah berapa mahasiswi yang patah hati dan sakit hati karena kelakuannya. Banyak yang di dekati namun hanya di PHP.Â
"Udah fokus sana sama persiapan lomba olimpiade sains mu" Celetuk ku pada Dika
Ku akui meski terkenal Playboy. Otak si Dika terkenal encer. Tahun ini ia terpilih mewakili universitas dalam Olimpiade Sains Mahasiswa tingkat Nasional.Â
"Ya.. Ya.. Ya" Si Dika membalas celetukku. Duduklah dia di sampingku. Bangku panjang memang cukup diisi oleh 2 orang. Namun ku tahu alasan khusus ia duduk di sampingku agar bisa melihat si gadis seberang meja dengan lebih leluasa.Â
Dikeluarkannya laptop dan buku modul dari dalam tas. Terlihat jelas beberapa modul berisikan berbagai soal-soal Sains tertata di atas meja. Otakku selalu mumet jika melihat modul ataupun jurnal yang dibawa oleh Dika.Â
Dika sibuk berlatih mengerjakan soal dari modul yang dibawa, aku tetap fokus membaca manga dari laptop. Sesekali ku lihat si Dika sibuk browsing sesuatu di internet seakan mencari referensi contoh soal lainnya.Â
20 menit berlalu tanpa terasa sejak munculnya si Dika. Ketika fokus membaca anime, si Dika justru sibuk mencari sesuatu di bawah meja.Â
"Cari apa sih? " Aku bertanya pada Dika yang daritadi sibuk mencari sesuatu.Â
"Pulpen ku jatuh, Cuk", jawabnya sambil mengeluarkan umpatan khas Suroboyoan.
"Udah ketemu? "
"Udah Ran", tiba-tiba wajah Dika muncul dari bawah meja. Mukanya pucat pasi. Wajahnya terlihat seperti orang gelagapan. Tingkahnya pun berubah.Â